* ‘Jual diri’, mengapa malu? Jangan dahulukan gengsi apabila ada teman yang ingin memperkenalkan Anda pada seorang pria. Tak perlu menutupi kenyataan bahwa Anda sedang mencari pasangan. Walau ternyata tidak cocok menjadi pasangan, setidaknya Anda bisa menambah relasi yang mungkin berguna di masa depan.
* Perlu strategi dan usaha. Seperti dalam bisnis dan karier, Rachel Greenwald dalam bukunya, The Program, How to Find a Husband After 30, menyarankan Anda agar menyusun strategi serta mengerahkan usaha dalam mencari jodoh. Ketimbang berpangku tangan menunggu jodoh jatuh dari langit, lebih baik Anda mulai ‘gerilya’ dari sekarang.
* Gunakan jasa makcomblang. Jangan malu menggunakan jasa makcomblang. Manfaatkan sahabat, saudara, rekan kerja, dan biro jodoh, sebagai media cari jodoh. Yang penting, tebarkan jaring seluas mungkin untuk memperoleh apa yang Anda inginkan.
* Tingkatkan daya tarik. Ungkapan bahwa pada dasarnya semua wanita cantik, bukan omong kosong. Setiap wanita memiliki keistimewaan yang mampu memukau siapa pun. Karena itu, asahlah pesona Anda dengan mulai merawat tubuh, memoles penampilan, serta memperluas wawasan dan pergaulan.
* Seks tidak sama dengan cinta. Berhubung jam biologis terus berdetak, mungkin saja Anda mengubah pola pikir ‘menunda seks sampai perkawinan’, menjadi ‘it’s now or never’. Wah, hati-hati, lho. Seks tidak sama dengan cinta. Bila Anda memanfaatkan seks demi memperoleh cinta, biasanya malah sengsara yang Anda dapat.
* Pantang menyerah. Jalan menuju pelaminan biasanya tidak semulus awal percintaan. Namun, ingatlah, pasti ada jalan keluar bagi setiap masalah. Jangan lekas menyerah apabila Anda menginginkan perbaikan dalam kehidupan cinta.(f)