Sex & Relationship
Beda Pola Asuh dengan Suami? Ini Solusinya!

12 Apr 2012

Tanya:
Saya (32) sudah menikah dengan suami (35) selama lima tahun. Kami memiliki satu putra berumur 3,5 tahun. Dalam mengasuh anak, suami saya tipe orang yang sangat teoretis. Dia selalu menggunakan acuan semasa dia kecil dulu. Misalnya, anak pilek ringan, oleh suami langsung dibawa ke dokter, padahal   mungkin bisa disembuhkan dengan obat pilek biasa. Seharusnya, memakai obat dulu. Bila tidak sembuh, baru ke dokter. Kami juga berdebat untuk menyekolahkan anak ke TK tahun depan. Suami bersikeras untuk menyekolahkan di sekolah dekat rumah dengan alasan agar tidak capek, sedangkan saya, ingin pendidikan yang terbaik untuk anak. Bagaimana menyikapi suami agar lebih fleksibel?

Jawab:
Pada umumnya, individu akan menggunakan persepsinya guna mengevaluasi dan mempertimbangkan suatu tindakan. Acuan suami Anda adalah persepsi berdasarkan pengalaman hidupnya, demikian pula dengan Anda. Jika Anda menanyakan bagaimana menyikapi seseorang agar lebih fleksibel, maka jawabannya adalah bersikaplah fleksibel terhadap orang tersebut. Jadi, Andalah yang harus berupaya mengembangkan sikap fleksibel terhadap suami. Jika Anda sama-sama bersikeras dengan suami, tentu tidak tercapai titik temu, dan korbannya tentu si kecil.

Jika Anda merasa suami terlalu teoretis dan kurang memahami pengetahuan praktis, ada baiknya Anda sajikan bahan-bahan kajian ilmiah praktis untuk ditelaah bersama. Anda tentu bisa memperolehnya dari pakar, atau melalui studi pustaka, dan bahan ilmiah murni berupa hasil riset yang telah terbukti  keajekannya, dan bukan sekadar pendapat banyak orang, apalagi pendapat diri sendiri.

Pendidikan anak yang terbaik bukan yang ditentukan oleh orang tua, melainkan yang sesuai dan selaras dengan anak yang bersangkutan. Jauh dan dekatnya sekolah bukan merupakan ukuran yang layak untuk digunakan, melainkan Anda harus memahami kurikulum di sekolah dan metode yang digunakan dalam pendidikan. Untuk membandingkan mana yang lebih baik, perlu dilengkapi   bukti autentik hasil pendidikan dari masing-masing sekolah. Idealisme tidak senantiasa memberi harapan sesuai dengan kenyataan.

Idealisme harus disertai kesiapan praktis guna melaksanakan tindakan. Tindakan harus dipertimbangkan secara saksama dan secara bersama, karena Anda berdua secara bersama selaku orang tua perlu memberikan kontribusi satu sama lain. Kesenjangan persepsi dapat menimbulkan kesenjangan tindakan dan kesenjangan sikap. Kesenjangan antara kedua orang tua bisa lebih menimbulkan kegamangan dan kebingungan pada anak di kemudian hari. Fleksibilitas dan toleransi merupakan kunci jawaban dalam negosiasi antarkedua orang tua. Adakalanya upaya ini membutuhkan waktu panjang dan kesabaran. Namun, selama belum ada pemecahan, upaya membahas bersama secara konsisten harus terus dilakukan.

Konsultan: Monty Satiadarma




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?