Menurut konsultan Irma Makarim, setiap orang dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan pernah dihadapkan pada berbagai pilihan. Memang keraguan kadang ikut mewarnai. Keputusan akan lebih mudah diambil, jika Anda tahu apa prioritas Anda, pasangan dengan kualitas seperti apa yang Anda inginkan, dan bagaimana perasaan Anda terhadap pria itu.
Berarti dalam menentukan pilihan, selain akal sehat Anda perlu melibatkan perasaan.
Getaran yang Anda rasakan menunjukkkan betapa kasmarannya Anda padanya. Tetapi tetaplah berpikir jernih, amati sikap dan perilakunya, beri cukup waktu untuk mengenalnya lebih dalam, sebelum mengambil keputusan penting.
Di lain pihak, mendengar pernyataan cinta dari sahabat memang bisa membuat gamang. Namun, biasanya pasangan ideal adalah yang bisa diajak berteman dan kehadirannya membuat Anda merasa nyaman. Dengarkan hati Anda, apakah hati Anda juga merasakan getaran cintanya. Coba renungkan, apakah Anda juga mencintainya atau sekadar terbiasa dengan kehadirannya sebagai teman dekat.
Anda berhak memilih pasangan sesuai suara hati dan kebutuhan. Ketika salah satu dari mereka ada yang merasa dikecewakan, itu bukan salah Anda.
Sedangkan menurut konsultan Monty Satiadarma, menempatkan diri di antara dua pilihan yang memiliki nilai positif setara memang tidak mudah. Pakar psikologi Kurt Lewin mengistilahkan ini sebagai konflik mendekat-mendekat. Adapun solusi yang ditawarkan adalah dengan menelaah perbedaan kecil yang pasti ada di antara kedua kondisi, karena pasti tidak ada kondisi identik. Masalahnya adalah Anda cemas menyakiti salah satunya, padahal belum tentu mereka tersakiti sekiranya Anda mengungkapkan perasaan Anda secara jujur.
Coba simak masalah Anda dengan pria kedua. Andalah yang merasa berdebar-debar berlebihan hingga ‘jungkir-balik’, menurut ungkapan Anda. Andalah yang mengalami gejolak perasaan sedemikan rupa padahal ia belum tentu merasakan hal yang sama, dan mungkin juga berbeda. Coba simak masalah dengan pria pertama. Demikian lama ia mengenal Anda dan Anda jadikan tempat berbagi perasaan secara nyaman. Ia mungkin lebih mengenal diri Anda daripada pria kedua, namun juga relatif ragu menyatakan perasaannya hingga harus menunggu demikian lama. Anda sendiri tidak mewaspadai dirinya. Jadi sesungguhnya, Anda tidak terlalu memahami keduanya, dan hal inilah yang perlu Anda wapadai lebih lanjut. Singkatnya apa landasan cinta Anda? Rasa kagum ataukah rasa aman?