Home Interior
Mendekorasi Rumah Sendiri Tanpa Bantuan Desainer Interior, Kenapa Tidak? Ini Caranya

25 Nov 2017


Foto: Merwin Adenan, Leni Susanti
 
Era teknologi telah membuat siapa pun bisa menjadi lebih kreatif dan ‘serbabisa’. Termasuk dalam hal  menata interior untuk hunian  pribadi maupun untuk komersial. Ide dan teori bisa didapatkan secara cepat dan mudah dari mana saja. Tak hanya melalui buku atau pertemuan tatap muka seperti seminar dan workshop, tapi juga mencari inspirasi secara online
 
Di Instagram misalnya, aktivitas Do It Yourself (DIY) yang dilakukan sendiri oleh para ibu rumah tangga awam (tak berlatar belakang desain dan sejenisnya) untuk mempercantik tampilan rumah mereka, bahkan bisa menarik follower yang besar.

Tidak sedikit di antara mereka yang sudah berpenghasilan sebagai endorser berbagai produk rumah tangga dan interior. Inspirasi antarteman (peer to peer) memang menjadi ciri dari era media sosial. Bagaimana desainer interior ternama, Yuni Jie, melihat fenomena ini, dan pelajaran yang bisa diambil sebagai konsumen yang ingin menata rumah dengan bujet terbatas.
 
“Pada dasarnya, tiap orang yang memiliki selera seni yang baik pasti bisa menata rumahnya sendiri sesuai kepribadian masing-masing. I have nothing against it,” ucap Yuni, mengenai kreativitas awam  yang mendekorasi rumahnya sendiri tanpa bantuan desainer interior. 


Foto Yuni Jie (Dok. Pribadi)

Namun, ia  juga melihat bahwa desain yang dikerjakan sendiri tanpa bantuan ahlinya memang bisa terlihat dekoratif saja. ‘Asal tempel’ dan mengganggu estetik dan fungsi ruang.  Apa yang terlihat indah di  Instagram atau Pinterest memang belum tentu sama hasilnya ketika diterapkan pada hunian sendiri. Hal ini yang perlu menjadi catatan bagi para perancang dekor autodidak.
 
​"Misalnya, proporsi desain kurang pas dengan ukuran ruangan. Entah terlalu besar atau terlalu kecil. Permainan kombinasi warna mungkin tidak terlalu pas. But, hey it's an effort, jadi sama sekali tidak ada salahnya mencoba,” ujar Yuni, menyemangati.  
 
Dalam hal ini Yuni menjelaskan  bahwa seorang desainer interior memiliki pengetahuan teknik tentang layout, sirkulasi, sense of proportion, kombinasi antara warna, pola  dan tekstur, serta pencahayaan.

"Kelengkapan teknik mendesain inilah yang biasanya akan  membedakan hasil akhir tampilan antara kreasi desain orang biasa dengan sentuhan tangan desainer,” tambahnya.

Menggunakan jasa desainer interior memerlukan bujet tambahan saat ingin menata hunian, walaupun tentunya hasilnya pun menjadi maksimal. Jika mengerjakan sendiri  menjadi pilihan, Yuni menyarankan untuk mempelajari dulu apa yang diinginkan dari hunian tersebut dan seperti apa gaya hidup penghuninya.

Jangan sampai kehilangan jati diri karena hanya menjiplak rumah orang lain tanpa pikir panjang. “Ada baiknya  menciptakan bentuk baru dari ide-ide yang didapatkan,” tambah perancang yang sudah 15 tahun bekerja itu.  
 
Menurutnya, selama orang memiliki taste yang baik, maka desainnya juga akan baik. Apalagi ia menekankan bahwa konsep desain hunian  bisa tidak tergantung pada ukuran ruang. Tidak perlu terkendala pakem  yang mengikat, misalnya keinginan memasukkan konsep klasik atau etnik ke dalam hunian mungil.

Begitu pula jika memilih desain lain yang kini populer,  seperti Skandinavia dan eklektik. “Semua bisa diterapkan, jika memang sesuai kepribadian pemilik rumah. How you live is who you are. Jadi, sesuaikan gaya hidup Anda dengan desain yang Anda pilih sendiri. Itu yang paling penting,” tutur penyuka warna oranye ini. (f)

 


Topic

#rumah, #dekorasi, #interior

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?