Home Interior
Demam Gaya Skandinavia

19 Apr 2016


Berbicara mengenai tren gaya hunian 2016, para pakar tentu sudah punya perkiraan terkait pergerakan tren, berdasarkan pada apa yang sudah terjadi sejak tahun 2015. Sebut saja kehadiran toko IKEA di Tangerang yang resmi dibuka pada pertengahan Oktober lalu, mau tak mau demam gaya Skandinavia langsung menyebar ke berbagai kota di tanah air.

Kehadiran vendor dan pasar furnitur gaya Skandinavia menjadikan gaya ini sebagai tren, bahkan di media sosial. Arsitek Rendhy Octavian menganalisis, gencarnya media sosial menyuguhkan referensi bergaya Skandinavia tak pelak mengarahkan selera kaum muda sebagai konsumen terbesarnya. Ini didasari oleh kriteria gaya Skandinavia yang simpel dan fungsional sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hunian orang muda yang masih serba terbatas. Ditambah lagi gaya ini cukup eyecatching untuk dipamerkan di media sosial itu sendiri.

“Untuk tahun 2016, saya melihat tren desain yang akan booming masih berputar pada gaya Skandinavia, tetapi ada sedikit pengaruh gaya Jepang. Ada tone warna yang hampir sama dengan Skandinavia  pada umumnya, yaitu putih dan lightwood. Lalu ada penambahan sentuhan minimalis dan multifungsi sesuai ciri khas gaya hunian Jepang,” ungkap desainer utama dari Diagram Studio ini.

Kecenderungan untuk memadukan gaya Skandinavia dengan gaya lain juga dianalisis oleh desainer interior Sakundria Satya. Menurutnya,  makin banyak orang yang berani memadukan gaya Skandinavia dengan gaya lain yang dirasa tetap mewakili identitas pribadinya.

“Kombinasi itu bisa dengan menambahkan elemen dari gaya lain, contohnya  elemen-elemen dekoratif dari tahun ’60-an hingga ’80-an yang kini kembali diminati,” jelas pendiri dari Wardhana Design ini. Kembalinya minat akan elemen dekoratif era lampau itu ia akui karena adanya perputaran tren di mana gaya vintage kembali dicari saat ini. Hal  ini turut berpengaruh pada tingginya minat akan furnitur lawas antik yang sederhana dengan tampilan tak sempurnanya.


Hampir senada dengan prediksi Sakundrian, interior stylist Anthy Hogenstijn turut sependapat bahwa tren vintage akan kembali dan bahkan menjadi paduan bagi gaya Skandinavia. Tren vintage di sini adalah gaya-gaya lawas cenderung retro yang sejak tahun 2015 lalu memang sudah terlihat pada interior bangunan-bangunan komersial. “Karena itu secara otomatis desain furnitur masih dipengaruhi oleh konsep clean-simple-monochromatic line khas gaya Skandinavia dan furnitur kayu dengan clean-line khas gaya retro,” jelasnya.

Dari segi motif, Anthy mengungkapkan bahwa motif-motif alam masih terus diminati. Dari motif kayu hingga batu, keindahannya akan  makin ditonjolkan dan  diterapkan pada material-material non-alami, seperti keramik dan wallpaper. “Keramik bermotif kayu sangat populer dan akan terus menjadi hot trend karena sangat praktis dari segi harga maupun perawatan,” papar wanita yang aktif memublikasikan karyanya lewat akun Instagram, @atreyuhome, ini. (f)

Nathania Hapsari
 


Topic

#interiorskandinavia

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?