Home Interior
4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Karpet

17 Feb 2017


Foto: 123 RF

Untuk menciptakan tampilan maksimal dari karpet sebagai bagian dari interior ruang, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian.

1. Kenali bahannya
Karpet yang terbuat dari bahan  wol, sutra, kapas, sisal, jute, lamun (rumput laut), dan bambu adalah yang terbaik. Apalagi proses pembuatannya menggunakan keterampilan tangan perajin. Tidak heran jika harganya pun bisa selangit.

Karpet handmade berbahan alami ini  berkualitas tinggi sehingga tahan lama, tidak mudah terbakar, ramah lingkungan, halus, dan aman bagi kesehatan. Karpet dengan serat alami yang umumnya mahal harganya bisa menjadi aset yang diwariskan secara turun-temurun.

“Untuk karpet handmade seukuran sajadah ada yang harganya Rp1 juta. Sementara untuk ukuran standar,  2 m x 3 m, harganya mulai dari Rp10 juta hingga ratusan juta. Yang paling mahal dan unggul adalah karpet dari Persia. Menyusul karpet   dari Pakistan, Kashmir, Afganistan, dan Turki,” papar Malik M.A., pemilik toko karpet dan interior Al Hamd yang sudah beroperasi 30 tahun di Jakarta.

Bervariasinya harga ini sangat ditentukan oleh kualitas karpet, lamanya pengerjaan, kepadatan benang per kuadrat inci, serta bahan yang digunakan. “Penetapan harga harus mempertimbangkan beberapa hal tersebut. Karena, di sinilah kita mengapresiasi karpet sebagai sebuah karya seni,” tambahnya.

Sementara karpet berbahan sintetis, seperti serat polyester, viscose, rayon, dan nilon yang dikerjakan dengan mesin memiliki standar kualitas lebih rendah. Namun, harganya pun lebih terjangkau. Karpet jenis ini umumnya warnanya cepat memudar  dan bisa mengeluarkan bau lem lateks. Karpet dari bahan sintetis juga bisa menimbulkan alergi bagi beberapa orang.
 
2. Varian motif dan warna  
Persia (sekarang Iran), Turki, India, Afganistan, dan Pakistan adalah negeri pencetak karpet bermotif sulur, geometris, kaya corak, menampilkan sisi alam seperti tumbuhan dan hewan. Motif alam umumnya dipakai pada interior hunian bergaya klasik dan modern, sedangkan motif geometris digunakan untuk menciptakan gaya etnik dan kontemporer.

Pemilihan motif dan warna ini sangat berperan dalam meramaikan ruangan, meredupkan ingar-bingar perabotan, dan menjadikannya sebagai aksentuasi agar tercipta ruangan yang berkarakter.

Menurut Roulina Sinaga, sales manager di toko interior Fio Home, pemilihan motif sebaiknya mengacu pada keseimbangan dengan furnitur yang sudah ada. “Jika ruangan sudah ramai dengan cushion, wallpaper, table runner bermotif, maka pilih karpet berpola sederhana sebagai penetralisasi,” ucapnya.

Sebaliknya, jika ingin menonjolkan keindahan karpet, maka kuantitas perabotan tidak perlu terlalu banyak dan minim corak agar semua tidak ‘berteriak’. Untuk menciptakan tampilan yang proporsional dengan komponen furnitur, posisi karpet biasanya selalu berdampingan simetris dengan objek di sekitarnya.
 
3. Sesuaikan dengan tema ruangan  
Rosyid Akhmadi, pendiri karpet Mohoi yang memproduksi hand tufted rug  menggunakan acrylic wool dan natural wool dari New Zealand, menyarankan untuk memilih material, warna, dan motif karpet sesuai dengan area penempatannya.
  • Foyer. Penggunaan karpet sisal dengan pola geometris dan warna cokelat atau hitam bisa dijadikan pilihan.
  • Ruang formal. Untuk menonjolkan ketegasan, beri jarak kosong antara dinding dengan tepian karpet sekitar 20-30 cm. Pilih motif floral atau gaya klasik dengan tone warna yang lembut. Warna karpet bisa senada dengan warna kursi, tembok, ataupun pilar. Bahan wol handmade disarankan. Namun, jika ingin bahan sintetis, pilih yang pintalan benangnya paling rapat.
  • Ruang keluarga & ruang makan. Di ruang santai ini eksplorasi pola bisa lebih ‘liar’ dengan motif floral, geometris, garis, kontemporer, dan abstrak, juga permainan gradasi warna. Makin berani,  makin baik, asalkan tetap memperhatikan keseimbangan dengan komponen interior di sekitarnya. Di ruang keluarga bisa digunakan acrylic wool karena teksturnya lembut, atau bahan natural seperti wol asli, katun, dan sutra. Sementara karpet berbahan sisal bisa diletakkan di bawah meja makan karena lebih tipis dan memberi rasa hangat pada kaki.
  • Kamar tidur. Pilih warna hitam, abu-abu, atau gading dengan motif garis atau floral yang tidak kompleks. Bisa juga memilih padanan warna hijau tua dengan biru navy, atau peach dengan kuning mustard. Jika perabotan sudah terlihat berat, pilih karpet motif polos. Untuk kamar anak bisa menggunakan karpet bergambar kartun atau grafik dari ikon tertentu, misalnya gaya pop art, comic art, atau action figure kesukaan si kecil.
  • Ruang bermain. Corak dot atau pointing, garis abstrak, geometris segitiga, dengan perpaduan teknik layer timbul tenggelam pada karpet akan menambah seru area ini.
 
4. Perhatikan skala ruang
Dilihat dalam konteks kekinian, tidak ada aturan baku dalam menentukan volume karpet pada ruangan, kecuali jika ia difungsikan untuk menutup keseluruhan area. Namun, secara penempatan, ada 2 metode yang bisa dipilih untuk ruang keluarga.
  • Metode kontemporer kebesaran dengan cara menempatkan semua furnitur di atas karpet. Meski banyak ukuran, umumnya karpet 2,4 m x 3,4 m adalah yang terbaik karena bisa menampung 1 set meja dan sofa.
  • Metode tradisional dengan cara menempatkan sofa di pinggir karpet dan hanya meja kopi di atasnya. Patokan pengukuran bisa berangkat dari karpet ukuran 1,6 m x 2,3 m yang sama lebar dan panjangnya dengan sofa yang memiliki 3-4 tempat duduk.
Untuk ruang makan, umumnya karpet berukuran 2 m x 3 m bisa diletakkan di bawah meja makan dengan 6 kursi.  Ukuran 2,5 m x 3,5 m untuk meja makan dengan 8 kursi. Kedua ukuran ini memungkinkan kursi tetap berada di bawah karpet, meskipun   ditarik keluar meja karena memang seharusnya kaki kursi tidak keluar dari zona nyaman karpet. (f)

Baca Juga:


Topic

#dekorasirumah

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?