Foto: Fotosearch

Usia 20-30 adalah masa keemasan. Inilah saatnya bekerja keras dan mengembangkan kreativitas. Kita perlu amunisi tepat untuk mendukung segudang aktivitas itu, sekaligus menjaga stamina agar tak keburu ‘habis’ saat target sudah di depan mata. Bersama ahli gizi Winda Ekayanti, MND, APD dari One Diabetic Solution Clinic, femina mencoba mencarikan solusi agar generasi millennial tetap bisa menikmati hasil usaha mereka di masa datang.

RUTIN & FUN
Belakangan, di kalangan millennial terjadi trend #pertemanansehat. Diawali oleh acara lari bersama, lalu disusul kegiatan olahraga bareng yang lain seperti nge-gym dan yoga. Menurut Winda, trend ini sangat bagus, tinggal bagaimana bisa konsisten menjalaninya. “Bisa dimulai dengan lari seminggu sekali, kemudian jika sudah terbiasa bisa ditambah seminggu tiga kali,” saran Winda.       
 
Agar bisa menjadi kebiasaan, pilih olahraga sesuai kesukaan. Jangan ragu untuk mencoba berbagai olahraga, baik sendiri maupun bersama komunitas, untuk menemukan yang paling disukai. Agar tak bosan, lakukan variasi. Bagi yang bertipe soliter mungkin akan cocok berolahraga jalan kaki atau lari. Jika suka musik dan tari, coba zumba. “Apa pun pilihannya, sangat penting untuk membakar kalori  tiap hari. Usahakan jangan berhenti sebelum tubuh mengeluarkan keringat,” pesan Winda.

Biasanya, millennial yang memiliki target tertentu akan memaksakan tubuhnya berolahraga sesering mungkin. Akibatnya, bisa terjadi overtrained. “Kondisi ini ditandai dengan otot yang lelah, berat badan sudah tidak bisa turun lagi hingga sistem kekebalan tubuh yang menurun dan sering sakit,” ucap Winda.

Ketika terlanjur overtrained, solusinya adalah dengan mengatur jadwal olahraga selama dua hari berturut-turut dan beristirahat di esok harinya agar tubuh memiliki cukup waktu untuk pemulihan. “Jika tidak ingin terjadi overtrained, batasi olahraga maksimal 1 jam setiap hari,” saran Winda.(f)