Foto: Pixabay

Absen minum dan tidak mengunyah makanan pada siang hari membuat produksi air liur (saliva), yang bertugas sebagai pembersih alami mulut, berkurang.

“Hal ini memacu bakteri anaerob penghasil belerang berkembang biak lebih cepat, apalagi jika kebersihan gigi dan rongga mulut seseorang buruk. Akibatnya terjadi bau mulut, atau dalam bahasa kedokteran disebut halitosis,” ujar drg. Felicia Melati, Sp.KGA dari BAMED Health Care.

Namun, bukan berarti saat beribadah puasa kita pasti akan mengalami bau mulut. Berikut 4 cara dari drg. Felicia agar napas senantiasa segar dan membuat ibadah puasa semakin nyaman:

1/ Periksakan diri ke dokter gigi sebelum memasuki bulan puasa untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Ingat, ini adalah kunci untuk menghindari halitosis. Tindakan yang bisa dilakukan antara lain, scaling untuk membersihkan karang gigi, melakukan penambalan dan perawatan saraf gigi untuk mengatasi lubang gigi, pencabutan gigi berlubang yang sudah tidak dapat dilakukan perawatan.

2/ Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi secara tepat dan teratur setidaknya dua kali sehari, yaitu setelah makan sahur dan sebelum tidur malam. “Seringkali orang merasa sudah merasa menyikat gigi, tapi jika tidak dilakukan secara benar, artinya menjangkau daerah-daerah tersembunyi seperti geraham belakang dan sisi dalam gigi, risiko bakteri berkembang di mulut masih besar,” ujar drg. Felicia.

3/ Jangan lupakan menyikat lidah. Permukaan lidah, jika diteropong, memiliki celah-celah yang bisa ditempeli sisa makanan. Jika tidak disikat, maka lidah dapat jadi media berkembang biak bakteri.

4/ Berkumur dengan benar saat berwudhu untuk membasuh rongga mulut dan membuatnya tidak terlalu kering.

5/ Perbanyak konsumsi sayur dan buah, serta air putih saat sahur dan berbuka.

6/ Hindari menggunakan penyegar mulut yang mengandung alkohol, yang justru membuat rongga mulut semakin kering.

Selamat berpuasa! (f)

Baca juga: