Gadget
Clairine Clay, Miss Meme Indonesia Meraup Penghasilan Hingga Rp30juta Per Bulan

17 Jan 2017


Foto: RW
 
Setiap hari, ratusan meme berseliweran di media sosial membuat kita senyum-senyum atau manggut-manggut saat sedang scrolling layar ponsel. Bisa jadi salah satunya adalah karya Clairine Christabel (21) atau yang lebih akrab dipanggil Clay.
 
Bermodalkan aplikasi editing foto gratis dan kreativitas mengolah kata-kata dan foto, Clay menuai popularitas sebagai Miss Meme Indonesia. Dengan jumlah follower 646.000 (saat ini, 17/1), Instagram @clairineclay makin dilirik oleh para pemasar. Di YouTube, Clay memiliki 94.782 subscriber yang setia menunggu ia berbagi berbagai tip seputar kecantikan dan kisah-kisah ia mencoba makanan.
 
Penghasilan yang mencapai puluhan juta rupiah per bulan membuat Clay yakin meninggalkan bangku kuliah saat semester 5 di jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Pelita Harapan, untuk serius menekuni dunia kreatif.  Inilah potret generasi millennial yang berani memilih jalan karier dan jeli menangkap peluang. Simak obrolannya bersama femina berikut ini.
 
Bagaimana Anda bisa sampai dapat julukan Miss Meme Indonesia?
Saya mulai aktif di Instagram sejak pertengahan tahun 2014. Lalu mulai iseng buat meme. Dengan aplikasi editing foto, membuat meme sangat mudah. Tema meme buatan saya biasanya soal cinta, galau, dan selingkuh. Lebih dekat dengan anak muda. Walau mereka yang tidak mengalami hal itu pun, sepertinya mereka merasa terhibur saat melihat meme buatan saya. Meme buatan saya memang bukan meme serius dan selalu ada unsur humornya.
 
Awalnya, postingan meme saya direpost oleh akun Dagelan dan Meme Indonesia. Dua akun ini juga membantu membesarkan nama saya sehingga lebih dikenal oleh komunitas sosial kreatif. Saat itu, video lucu sedang ramai, tapi saya tampil dengan postingan berbeda, meme. Jadi, bisa mencuri perhatian netizen. Sejak saat itu, saya rutin memposting meme, setidaknya dua meme setiap hari.  Wajah saya sendiri jadi ciri khas meme buatan saya. Kalau ada wajah orang lain, biasanya tampil dalam bentuk meme interaksi. Ide meme biasanya berasal dari hal sehari-hari saja, kadang curhatan teman juga saya olah jadi meme, ha ha ha…

Berikut ini beberapa meme kreasi Clay.
 
 Dok. Instagram/ @clayrineclay
 
Anda makin serius menggarap media sosial sebagai sumber penghasilan ya…
Awalnya,  penghasilan saya dapatkan dari endorsement berbagai produk, jumlahnya tidak tentu. Sekarang penghasilan saya mulai stabil dari order video bersponsor dari berbagai brand. Video endorsement di YouTube bisa bernilai Rp20juta dengan durasi tergantung briefdari klien. Sementara karena biaya produksi video Instagram lebih rendah, nilai foto dan video per posting mulai dari Rp10-15 juta. Setiap bulan, kira-kira saya bisa mendapatkan order sekitar Rp30juta. Akhir tahun lalu, saya bersyukur order berlimpah, sempat mencapai Rp100juta dalam satu bulan!
 
Sebagai selebgram dan sudah dapat julukan Miss Meme Indonesia, apa pendapatmu tentang riuhnya media sosial di Indonesia saat ini?
Sebetulnya media sosial banyak sekali manfaatnya. Buktinya, saya yang sudah merasakan sisi positif media sosial. Bisa dijadikan sarana mengeksplorasi talenta diri, misalnya saya suka menyanyi, bisa mencoba aplikasi-aplikasi untuk menyalurkan hobi. Saya juga memakai media sosial untuk memperluas jejaring.
 
Namun, banyak juga orang yang salah memanfaatkannya. Jadi, buat saya, media sosial dalam satu kata: BAHAYA! Sebagai selebgram, seseorang bisa dengan mudah memengaruhi follower yang berasal dari beragam latar belakang. Tidak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Banyak orang di luar sana rela melakukan apa saja demi mengikuti perilaku si selebgram. Walau ada yang berkilah, ‘Ah, ini, kan hidup gue,’ tapi sekarang sudah tidak bisa begitu. Sebisa mungkin saat sudah jadi selebgram, seseorang harus menjaga konten yang ia bagi karena semua perhatian follower tertuju padanya.
 
Bagaimana Anda menjaga crowd di media sosial?
Di Instagram saat ini saya punya sekitar 646.000 follower.  Sejauh ini tidak ada follower yang aneh. Tapi menurut saya, perkara follower ngeselin atau enggak, sih, itu tergantung kita. Jika ada kritik, saya akan terima sebagai saran yang membangun. Saya cuma sekali memblokir sebuah akun anonim, karena komentarnya berupa kata-kata kasar.
 
Agar bisa memahami keinginan follower dan pasar, saya selalu memantau analytics Instagram dan YouTube. Saya selalu berusaha tampil apa adanya di video ataupun meme, tetap ekspresif dan kadang tidak tahu malu. Muka jelek pun saya tampilkan, ha ha ha…. Bisa jadi itu yang membuat follower saya setia.  Instagram masih saya kelola sendiri, sedangkan untuk produksi video di YouTube saya dibantu oleh tim berjumlah 4 orang.  
 
Rencana lain selain mengembangkan konten di media sosial?
Tahun ini, ada rencana untuk rebranding. Saya juga menulis lagu. Ternyata ada penerbit yang tertarik untuk mengadaptasi lagu itu menjadi buku dan akan ada mini album. Di rumah, saya tidak bisa diam. Saya sedang mengelola clothing line, pengembangan dari brand skateboard milik pacar saya.  Ide awalnya sederhanya, ingin memanfaatkan tren kaus hitam yang sedang digemari anak muda.
 
Apa reaksi orang tua terhadap popularitas Anda di media sosial?
Orang tua saya sangat mendukung. Mama sering menemani saya menghadiri acara-acara yang berkaitan dengan pekerjaan. Papa bahkan punya akun Instagram dan memantau Instagram saya. Orang tua saya dulu sempat terjun ke dunia hiburan juga, jadi cukup paham dengan dunia yang saya geluti saat ini. Mereka juga membebaskan saya mencoba hal baru, jika gagal setidaknya saya sudah berani mencoba. (f)
 
Baca juga:
Aplikasi Photogrid Luncurkan Versi 6.0 Dengan 3 Fitur Baru
Foto Bagus Jadi Pertimbangan Utama untuk Diunggah di Media Sosial
Bikin Video Komik Strip Yuk, dengan Aplikasi Foto B612
 


Topic

#MediaSosial

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?