Gadget
Aplikasi FindFace dan Ancaman Privasi

25 May 2016


Foto: FindFace

Bagaimana reaksi Anda jika tiba-tiba ada orang yang memotret Anda di jalan, lalu bisa menemukan akun media sosial Anda? Yang mencemaskan, hal semacam itu bisa dilakukan oleh para penguntit. Duh, seram ya. Gimana kalau dia tak sekadar penasaran dan justru berniat jahat?
 
Kehebohan itulah yang muncul gara-gara aplikasi FindFace di Rusia. Aplikasi pengenalan wajah itu memungkinkan penggunanya memotret dan mengunggah hasil foto, lalu membandingkannya dengan wajah-wajah yang ada di foto profil 200 juta akun di jejaring sosial VKontakte (semacam Facebook dari Rusia). Selain menunjukkan akun media sosial dari foto orang yang Anda cari, FindFace juga memberikan hasil akun-akun media sosial orang yang wajahnya mirip. Akurasinya? 70%. Wow!
 
Walau baru diluncurkan dua bulan lalu, pengguna FindFace sudah mencapai 500 ribu. Pendirinya, Artem Kukharenko (26) dan Alexander Kabakov (29) mengatakan, aplikasi itu sudah memproses hampir 3 juta pencarian wajah seperti yang dikutip oleh Guardian. Dibandingkan aplikasi pengenalan wajah lain, algoritma FindFace memungkinkan pencarian cepat dalam data set besar, membandingkan satu miliar foto hanya dalam waktu satu detik!
 
Apa yang bisa dilakukan FindFace tentu menyebalkan bagi mereka yang  tidak suka privasinya diganggu. Lebih jauh lagi, privasi adalah hak asasi setiap orang. Tidak lucu, kan, kalau tiba-tiba ada yang kirim pesan lewat direct message dan bilang, “Hai, boleh kenalan, enggak? Tadi kita satu kereta, lho!” Sounds creepy enough?
 
Menurut Direktur Eksekutif ICT Watch dan penggiat Internet Sehat, Donny Budi Utoyo, teknologi pengenalan wajah milik FindFace awalnya merupakan teknologi pengintaian dari dunia militer, sama halnya dengan pelacak lokasi, GPS dan drone yang dulu hanya digunakan terbatas. Sekarang menjadi tren setelah diperkenalkan ke publik.

“Bahayanya, algoritma aplikasi itu bisa dipertukarkan atau dijual dan bisa diadaptasi oleh pihak lain untuk kepentingan mereka sendiri. Dulu Facebook juga punya fitur serupa, namun sekarang penggunaannya hanya terbatas dan dilindungi oleh Undang-Undang (UU) Perlindungan Data Pribadi. Di Indonesia, UU ini belum ada.”
 
FindFace dijual sebagai aplikasi kencan maya. Tapi kedua pendirinya ingin menyasar perusahaan retail dan institusi penegak hukum untuk memanfaatkan kehebatan algoritmanya. Dan sepertinya, sasaran mereka tepat.
 
Polisi Rusia sudah mengontak Artem dan Alexander untuk mengajak kerja sama dalam menggunakan layanan berbayar teknologi FindFace. Tim kepolisian sudah mencoba menggunakan FindFace untuk menemukan wajah tersangka dan saksi kasus kejahatan. “Luar biasa, ada kasus kejahatan yang tak ada perkembangan berarti selama bertahun-tahun, dan kini berhasil dipecahkan,” kata Alexander.
 
Saat ini, mereka juga sedang dalam proses final kerja sama dengan pemerintah kota Moskow. Dengan jejaring CCTV sebanyak 150 ribu kamera, wajah yang tertangkap kamera di suatu tempat kejadian perkara bisa langsung dicocokkan dengan data pencarian orang dan jejaring media sosial.
 
Penggunaan fitur pengenalan wajah di teknologi pengintaian memang sudah jamak, terutama di infrastruktur kota pintar, seperti yang sudah berjalan di Inggris. Inilah bentuk pemanfaatan teknologi yang dilakukan berdasarkan hukum. “Sayangnya, masih banyak pemanfaatan yang mengabaikan hukum. Misalnya untuk mengejar keuntungan seperti kebutuhan pemasaran lewat profiling para pembeli, atau dilakukan oleh orang-orang yang berniat buruk,” tambah Donny.  
 
Di dunia penuh teknologi dan gawai ini, kita memang sudah tak bisa sembunyi dari apa pun. Menjadi anonim semakin sulit. Setiap gawai mencatat semua detail aktivitas kita, dari bangun tidur, perjalanan harian, hingga tiap baris percakapan. Terdengar seram ya. Tapi, memang itulah kenyataannya.
 
Lalu, kita harus bagaimana? Pilihan yang tersisa hanyalah membiasakan diri membatasi privasi di tatanan masyarakat digital ini. “Jangan mengumbar hal-hal pribadi Anda di dunia maya. Biasakan selalu waspada, karena kejahatan terjadi begitu ada kesempatan,” pesan Donny. (f)


Topic

#InternetSehat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?