Pukul 9 pagi, pintu kelas Universitá del Caffé dell 'Indonesia (UDC) di Jakarta Pusat dipenuhi  15 murid yang tak sabar memasuki kelas untuk meraih ilmu. Sebagian dari mereka utusan perusahaan food and beverage, baik yang memanfaatkan fasilitas training gratis karena pengguna mesin kopi dan/atau biji kopi Illy, maupun perusahaan yang ingin barista-nya menjalani pendidikan tersertifikasi Italia.

Lainnya, seorang ibu yang turut belajar untuk menemani anak yang akan membuka kafe, juga sejumlah penikmat kopi di kafe. Trennya, menjadi penikmat bukan lagi pilihan. Kini, sebutkan saja satu kedai kopi masa kini yang tak pernah mengadakan aktivitas belajar kopi, walau dalam taraf ringan.

Ini hari pertama dari dua hari kelas Espresso Expert di sekolah milik kopi Illy itu. UDC bermula dari Trieste, Italia, dan tersebar hingga ke Benua Afrika. Suasana kelas dijaga informal dan relaks walau lahir dari nama besar.  

Murid dibekali pengetahuan tanaman kopi, teori penjemuran biji kopi, hingga cara menghasilkan secangkir espresso menggunakan mesin yang tak sepenuhnya otomatis. Ini penting agar murid memahami cara mengoperasikan mesin tanpa ‘asal pencet’ sebagaimana mesin yang fully-automated.

Membuat espresso dilakukan berulang kali hingga murid cakap dalam menghasilkan espresso ideal: dibuat dari timing yang tepat, menghasilkan ekstrasi yang  pas agar kedua karakter khas espresso --asam dan pahit--seimbang.

“Espresso adalah basis dari banyak minuman kopi, seperti cappuccino, macchiato, dan cafe latte. Bayangkan, walau hanya 25-30 ml, espresso merupakan tetes demi tetes ekstraksi dari biji kopi yang menjadi esensi, dan belum tentu bisa dikuasai dengan mudah,” papar Arief Budiman, National Barista Leader & QC PT Bahana Genta Viktory, perusahaan yang memayungi kursus, bisnis distribusi mesin kopi dan biji kopi Illy. Bisa dimaknai, reputasi kedai kopi  ada di tangan barista. 

Illy di Italia memiliki divisi Aroma Lab, diisi oleh peneliti kopi, sekitar 80% dari keseluruhan persentase staf Illy di sana. Ini membuat mereka mampu melakukan banyak riset, termasuk menciptakan aroma kit yang   merupakan larutan ekstraksi aroma dari biji kopi. Semua murid UDC di dunia, termasuk di Indonesia, menggunakannya untuk melatih identifikasi karakter aroma kopi.

Jika sudah melalui Espresso Expert, murid diizinkan mendaftar ke kelas Creative Coffee. Di sini, espresso dan cappuccino yang telah dikuasai akan ‘berakrobat’ menjadi flavoured drink. Latte art yang lagi booming juga ada di kelas ini, diajarkan melalui teknik etching, yakni ‘melukis’ milk foam pada permukaan cappuccino dengan alat bentuk pena.

Teknik lainnya adalah free pouring, di mana milk foam dituang langsung dari stainless steel jug, ke dalam gerakan tuang yang luwes demi mencapai motif tertentu. “Banyak calon kontestan lomba berguru dulu ke kami,” sambung Arief.

Harga kurang lebih Rp2.650.000 untuk kedua kelas dirasakan sepadan karena materi yang terstandardisasi diajarkan instruktur yang  tiap tahunnya menjalani tes ulang.

Alamat:
PT Bahana Genta Viktory, Jl. K.H.Hasyim Ashari no. 1D
Jakarta Pusat 10130, Indonesia Telephone: 021. 63864152, 63864153

 

Trifitria Nuragustina

---