Foto: Isyana Atiningmas
Ketika berita kedatangan merek asal Osaka ini ke Jakarta menyebar, antrean di gerai perdananya di Gandaria City cukup fantastis. Publik penasaran mencoba cheesecake lembut dan ringan dengan sensasi berbeda dibandingkan cheesecake Amerika ini.
Dalam waktu singkat, cheesecake gaya Jepang ini memengaruhi bermunculannya kue sejenis di Indonesia. Kelvin Budiman, director dari perusahaan pemegang lisensi Pablo, PT Multifortuna Bina Usaha, berbagi pengalaman mengejar kesempurnaan merek milik Masamitsu Sakimoto ini.
Apa daya tarik utama PABLO?
Rasa cheesecake-nya tidak terlalu pekat, cocok dengan selera masyarakat kita. Orang Indonesia yang kini penasaran dengan makanan baru, pas dengan PABLO yang rajin menerbitkan inovasi rasa. PABLO memang berencana ekspansi ke Asia Tenggara, bersamaan dengan PT Multifortuna Sinardelta yang ingin merambah bidang kuliner. Prosesnya dua tahun sejak pertama kontak.
Walau PABLO sudah rencana ekspansi, apa kesulitannya?
Kami harus bersaing dengan beberapa pihak untuk membawa merek ini ke Indonesia. Setelah final, proses ijin impor bahan baku dari Jepang saja perlu setahun. Gerai PABLO harus didesain oleh desainer Jepang, dan perlu waktu cukup lama untuk approval Mr. Sakimoto. Material untuk furnitur bahkan dikirim untuk persetujuan. Saya harus mengirim video tentang mal yang kami rekomendasikan. Mengelilingi mal tiap lantai dan merekam tiap sudutnya, walau cuma pakai ponsel,capek juga, ya. Ha… ha… ha… !
Orang Jepang ketat terhadap kualitas bahan. Bagaimana menjaganya?
Produk harus memakai bahan dari Jepang. Ini termasuk underline cheesecake (pie crust. -Red) karena PABLO Jepang ingin menjaga konsistensi rasanya. Sekitar 20% adalah bahan lokal melalui seleksi ketat. Kami menggunakan kopi lokal karena kualitasnya baik dan dipercaya oleh Kantor Pusat. Saya dan Operating Manager, Aji Firdaus, belajar operasional di Jepang, dari pukul 10 pagi hingga 8 malam, dengan hanya 30 menit istirahat. Dimulai dari pembuatan produk hingga simulasi operasional toko. Kalau dulu kami gagal, mungkin sekarang enggak bakal ada PABLO di Indonesia.
Bagaimana menghadirkan service khas Jepang yang ramah?
Tiap gerai dipasangi CCTV yang terhubung ke kantor di Jepang. Saya pernah menerima e-mail berisi video yang memperlihatkan salah satu karyawan yang ngobrol. Komentar panjang menyusul di bawah surat teguran. Ini buru-buru saya atasi. Jadi, tiap saat kami harus berusaha menyapa dan melayani konsumen dengan gembira dan tulus, sesuai tradisi Jepang.(f)
Baca juga:
Resep Cotton Cheesecake Gaya Jepang
Demam Japanese Cheese Tart
5 Sensasi Kuliner Bulan Ini: Dari Cheesetart Halal Hingga Kontroversi Cara Menikmati Pizza
Topic
#cheesetart