Food Trend
Mutu Kemasan Produk Minuman

22 Mar 2016


Tak hanya menjaga rasa dan kualitas minuman, kemasan minuman juga menjadi media komunikasi bagi konsumen. Penampilan yang menarik mampu memikat hati para konsumen untuk membeli. Sentuhan personal pun ditambahkan untuk membuat sebuah image tertentu, seperti mencetak nama konsumen pada kemasannya.
           
Botol kaca menjadi kemasan minuman yang paling tua. Di Indonesia, Teh Cap Botol dalam botol kaca sudah beredar sejak 1969. Kaca merupakan bahan yang paling ideal untuk kemasan minuman. Tidak perlu dilapisi dengan bahan tambahan lain seperti pada botol plastik. Selain bisa dipakai berulang, botol yang pecah juga mudah didaur ulang. Hanya dengan melelehkan dan mencetaknya kembali menjadi botol baru.
           
Bobot berat menjadi kendala pada biaya pengiriman. Itu sebabnya, botol kaca kini banyak digunakan sebagai kemasan minuman premium.
           
Sifat aluminium yang tidak mudah teroksidasi membuat kemasan kaleng aluminium banyak digunakan oleh produsen minuman ready to drink (RTD). Pembuatannya berawal dari aluminium lembaran yang ditekan hingga membentuk tabung. Kaleng yang sudah dicat disterilkan, lalu diisi dengan minuman, dan ditutup.
           
Di tahun 1935, produk Krueger Beer menjadi minuman pertama dalam kaleng. Tak lama kemudian, minuman soda pun hadir dalam kemasan yang sama. Belum ada cincin pembuka, sehingga perlu menggunakan church key untuk melubanginya. Desain kaleng pun berubah-ubah, sempat ‘berkepala’ kerucut dengan tutup botol.
Hingga tahun 1962, Ernie Fraze merancang kaleng minuman dengan cincin pembuka kaleng. Rancangan ini melesatkan penjualan minuman kaleng dan menjadi pakem desain tutup kaleng hingga saat ini.

Jika kemasan kaleng populer untuk minuman bersoda, karton berlapis umum digunakan untuk mengemas susu dan jus buah. Di awal abad ke-20, bagian luar karton dilapisi parafin. Kini, digunakan 3 bahan, yaitu plastik di bagian dalam, lembaran aluminium, dan karton di bagian luar. Plastik dan aluminium menjaga minuman tidak merembes.

Untuk minuman RTD sekali minum, desain dengan seal aluminium yang ditusuk dengan sedotan lazim digunakan. Namun, untuk RTD dalam jumlah yang banyak, ‘kepala’ dan penutup sering bergonta-ganti model. Mulai dari karton yang disobek hingga tutup botol ulir yang kini banyak dijumpai.

Kemasan plastik kini mulai mendominasi sebagai kemasan minuman RTD. Bentuknya beragam, mulai dari botol, gelas, hingga kantong. Penggunaan botol plastik mulai populer sejak tahun 1970-an, menggantikan botol kaca yang bobotnya lebih berat. Di Indonesia, air minum dalam kemasan AQUA memopulerkannya di tahun 1985.
Bukan sembarang plastik yang digunakan. Label PET (polyethylene terephthalate) menjamin plastik tidak bereaksi saat proses pemanasan, sehingga aman digunakan untuk pengemasan hot filling maupun cold aseptic filling. Bobot plastik jenis ini ringan, namun tetap kuat.(f)
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?