Food Trend
Meracik Hidangan Italia Bersama Celebrity Chef Italia Pietro Parisi

21 Nov 2018

Rabu sore femina diwarnai dengan memasak bersama Pietro Parisi. Chef asal Italia ini, hadir di Jakarta dalam rangka pekan kuliner bertajuk The Extraordinary Italian Taste yang diselenggarakan Istituto Italiano di Cultura Jakarta.

Sore itu, Pietro mengadakan sesi memasak khusus bersama awak media. Walau terlihat lelah lantaran kegiatan yang sangat padat, ia tetap sigap saat memperlihatkan keterampilannya di dapur. Menu hari itu, berbagai kreasi gnocchi, dan pizza. Pizza buatannya unik, bukan dipanggang, tapi digoreng.

Pizza pertama adalah pizza goreng,” ujar chef yang saat ini menjalankan empat restoran itu. Walau tak banyak yang tahu, menurut Pietro, pizza ini justru populer di kalangan rumah tangga Italia, terutama di daerah asalnya, Napoli. Sebab tidak perlu punya tungku/oven untuk membuatnya.

Berbeda dengan adonan roti pizza panggang, adonan roti pizza goreng memiliki tekstur yang lebih lembek dan lengket. Topping yang digunakan saat itu sederhana, hanya saus tomat, keju, dan daun basil layaknya Marinara Pizza. “Sama seperti pizza panggang, variasi topping-nya pun beragam, sesuai keinginan,” jelasnya. 

Dari adonan yang sama, ia juga membuat Frittelle Cresciute Nello Zucchero, roti goreng berbalur gula pasir dan parutan kulit lemon. Rasanya ringan dan menyegarkan!

Selain pizza, ia juga membuat gnocchi yang menggunakan kentang dalam adonannya. Dengan cepat, Pietro menggabungkan kentang tumbuk, semolina, dan terigu. Lalu memperlihatkan cara membentuk gnocchi menggunakan garpu untuk mendapatkan bentuk keong yang khas.

Direbus lalu diberi saus. Mungkin itu yang awam tahu soal menu gnocchi. Femina pun baru mengerti, bahwa adonan ini dapat diolah dengan menggorengnya. Pietro bahkan menggunakannya untuk membuat ravioli berisi ricotta dan bersaus ricotta pula. “Ini khas daerah Caprese,” ujarnya.

Adonan dibentuk bulat sebesar kelereng, lalu digoreng. Dengan teliti Pietro memastikan gnocchi gorengnya mendapatkan tekstur garing namun tetap lembut. Kemudian, ia hanya mencampurnya dengan tomat ceri potong berbalut minyak zaitun dan berbumbu garam, lada, serta oregano. Keju parmesan menjadi taburan yang membuat seluruh rasanya selaras dalam mulut. Tak dipungkiri, pemilihan bahan yang baik merupakan kunci kelezatan masakan Italia.

Sedikit melenceng dari daftar menu, sore itu Pietro juga meracik pasta rigatoni menggunakan sisa saus tomat yang dibuatnya. Ini memang gaya Pietro yang berusaha mendaur ulang makanan dan mencegah makanan sisa.

Seringnya menerima pertanyaan tentang cabai dan selera pedas masyarakat Italia, ia pun membuatkan spaghetti aglio olio. Menambahkan air saat membuat sausnya adalah tip darinya agar hasilnya tidak berminyak dan rasanya lebih menyatu.

Menurutnya, walaupun masakan pizza dan pasta sudah terkenal di seluruh penjuru dunia, belum benyak yang tahu rasa Italia yang sesungguhnya. “Kebanyakan masakan Italia di luar Italia sudah dibuat sesuai selera lokal, sehingga tidak mencerminkan masakan Italia sesungguhnya,” ucap chef yang telah meraih banyak penghargaan ini.

Bawang putih yang terlalu banyak, penggunakan krim, dan cabai dalam masakan Italia adalah tiga hal yang membuatnya jengkel. Alih-alih memperkenalkan jenis masakan Italia lainnya, Pietro justru lebih tertantang untuk memperkenalkan rasa pizza dan pasta Italia sesungguhnya. (f)
 
Baca juga:

Sepekan Festival Kuliner Italia di Jakarta

7 Tip Antigagal Membuat Pasta dari Chef Gianfranco Pirrone, Rosso Italian Restaurant, Shangri-La Hotel and Resorts, Jakarta
 
 
 


Topic

#kulineritalia, #chefpietroparisi, #pasta, #gnocchi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?