Food Trend
Deretan Superfood Lokal Tanpa Mahal

25 Sep 2018

Seiring tingginya minta masyarakat akan gaya hidup sehat, istilah superfood pun mulai sering kita dengar. Namun sayangnya, banyak yang masih salah kaprah dan masih memiliki pengetahuan sebatas beberapa jenisnya yang diimpor dan dipajang di rak supermarket premium. 
 
“Indonesia nyatanya banyak memiliki bahan pangan yang kaya gizi. Sektor biji-bijian seperti jewawut, misalnya. Banya yang mkasih mengidentikkan ini dengan pangan ternak,” ujar Albert Arron Pramono, Arumdalu Private Resort CEO saat dijumpai di peluncuran "Perjalanan", kolaborasi Arumdalu Lab dengan restoran Kaum, Jakarta. Satu lagi gerakan lokal yang digandeng oleh restoran pengusung keberagaman hidangan Nusantara, itu.
 
Dalam pameran bahan pangan lokal Indonesian Super Food Exhibition, Albert menampilkan beberapa biji-bijian, yang kini ingin dihadirkannnya kembali ke meja makan kaum urban.  Yuk, pelajari!
 
 

Jali-jali / Foto: Shutterstock
 
1/ Jali-Jali
Merupakan makanan penting sebelum nasi dan jagung tersebar sebagai makanan pokok. Memiliki warna putih seperti mutiara. Jali-jali dapat dimasak sebagai campuran beras, campuran makanan sereal seperti oatmeal, dibuat bubur manis, hingga difermentasi seperti tape ketan.

2/ Ganyong
Berasal dari bagian selatan dan tengah Amerika yang mencangkup Karibia. Kandungan kalsiumnya cukup tinggi dan bisa diolah sebagai tepung dan dapat digunakan dalam membuat olahan kue, kripik, dan bahan baku pembuat mi.
 
3/ Kacang Kedelai Hitam
Di Indonesia, pengembangan kedelai hitam berpusat di Pulau Jawa, Lampung, Nusa Tenggara, dan Bali. Selain mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh, kedelai mengandung glutamat penyumbang  rasa gurih sebagai bahan utama kecap.
 
4/ Kacang Gude
Ditemukan di daerah Afrika, kacang gude juga sering ditemukan di wilayah-wilayah tropis dan subtropis. Batang dan akar tanaman kacang gude bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar bagi petani. Bagian daunnya juga dimanfaatkan untuk kesuburan tanah dan biji.

 

Kacang Tunggak (Cowpea) / Foto: Shutterstock

5/ Kacang Tunggak (Cowpea)
Memiliki kandungan serat yang paling tinggi dibanding jenis kacang-kacangan yang lain. Bisa diolah menjadi campuran rendang, gulai, ataupun dicampurkan dengan ketan dan singkong parut untuk dijadikan camilan.

6/ Jewawut
Jenis tanaman yang sudah dibudidayakan sejak 5000 tahun sebelum Masehi di China. Karena memiliki khasiat yang tinggi, jewawut sering disarankan sebagai pengganti beras. Jewawut juga dapat diolah menjadi bubur, ataupun tepung sebagai dasar pembuatan kue.


Sorghum / Foto: Shutterstock
 
7/ Sorghum
Merupakan makanan asli tropis dari Ethiopia, yang menyebar ke Cina dan Afrika. Penyebarannya di Indonesia, berkat dibawa oleh bangsa India. Masyarakat pun mengenalnya dengan berbagai nama, seperti gandrung, cantel, orean, dan jagung cangkul. Yang dimanfaatkan dari sorghum, yakni bulir, batang, serta bagian daun.

8/ Kacang Kratok
Di akhir abad 19, kacang kratok ditanam sebagai penutup tanah untuk mengatasi gulma yang tumbuh. Karena mengandung protein yang tinggi, kacang kratok pun sering diolah menjadi tepung. Karena mengandung sianida, polong kacang katrok tua harus direbus dan difermentasikan terlebih dahulu sebelum diolah.
 
9/ Kacang Koro 
Kacang koro diyakini bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Salah satu varian kacang koro (jenis pedang) dapat dibuat untuk membuat tempe sebagai pengganti kacang kedelai.


Garut (arrowroot) / Foto: Shutterstock
 
10/ Garut (Arrowroot)
Dijuluki tanamana berdoa karena perilakunya yang unik, yakni mengatupkan daunnya ke bagian atas saat malam hari. Sering digunakan sebagai pengganti nasi atau dibuat tepung (sagu). Sebagian masyarakat menjadikannya sebagai bubur untuk makanan bayi. 

Memang, membeli superfood belum semudah membeli beras dan tepung terigu di minimarket. Maklum, ketika Indonesia menghadapi swasembada beras dan Indonesia seakan menjadi negeri monokultur, hanya tinggal segelintir penduduk di daerah pedalaman yang mengonsumsinya, mengikuti pola makan leluhur. 

Di kota-kota besar, penikmat superfood biji-bijian ini lebih meliputi mereka yang melakoni gaya hidup sehat dan mencari sumber karbohidrat alternatif yang bersifat nongluten dan non GMO. Yang melek isu pangan lokal, biasanya membelinya untuk mendukung hadirnya kembali tanaman pangan yang tumbuh sesuai kondisi geografis, bersahabat bagi lingkungan, dan merayakan 
biodiversity. 

Di luar kategori segmentasi itu semua, superfood sebenarnya punya daya tarik di mata para foodie. Ada rasa dan tekstur yang belum familier di  lidah yang mungkin cocok bagi segmentasi mereka yang doyan coba-coba ini. 

Sejumlah brand yang memuliakan pangan lokal mulai menjualnya secara online. Brand-brand ini juga gencar memasuki modern market dan menjemput bola. Tentu, untuk saat ini, coba dulu olahan nikmatnya di restoran Kaum, Jakarta. Buktikan, superfood lokal itu nikmat! (f) 
 

Kaum Jakarta
Jl. Dr. Kusuma Atmaja No. 77 – 79
Menteng, Jakarta Pusat

reservations.jakarta@kaum.com
+62 813 8171 5256 atau +62 21 22393256


 
Baca juga:
Bolu Tempe dan Burger Tempe dari Kedelai Non GMO. Hanya Ada di 2 Tempat Ini!
Makan Bakmi Kepiting Pontianak, Choi Pan, dan Lorjuk, Wisata Kuliner Ala Film Aruna dan Lidahnya di Jakarta.
Kearifan Lokal di Balkondes, Desa Wisata Binaan BUMN di Kawasan Candi Borobudur

 


Topic

#foodtrend, #lokal, #superfood

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?