Food Trend
Bisnis Nasi Nggak Ada Matinya, Kini Liwet Kekinian Makin Tren

5 Dec 2017



Foto: Dok. Ngliwet by Ala-ala

Apa ya, menu untuk acara reunian nanti? “Ngeliwet aja,” salah satu jawaban yang terlontar dari sahabat femina. Gaya makan lesehan sambil ngeriung yang hangat sejak tahun lalu ini memang mudah disukai. Berbagai lini masa dipenuhi dengan foto-foto liwetan, beradu kemeriahan. Liwet kekinian yang disambut sebagai peluang menjanjikan.
 
TREN MAKAN RAME-RAME
Ketika tren kue-kue Prancis dan Jepang datang silih berganti, bermunculannya bentuk-bentuk makanan asing bergaya muda, hidangan nasi selalu ada di antaranya, tidak tenggelam dan pergi. Orang Indonesia memang dekat dengan nasi. Apalagi jika ditemani lauk yang pedas dan gurih. Pembangkit selera.

Ada tekstur yang garing dan dan lembut, bertemu menghasilkan rasa menyatu-padu yang kita suka. Penikmat yang ogah repot dipermudah dengan jagoan masak yang menangkapnya sebagai peluang bisnis menjanjikan. Dari berjualan nasi kotak, nasi kepal, hingga pesta ngeliwet, semua digarap dan menjadi tren.
 
Salah satunya, makan hidangan beramai-ramai yang disajikan di atas daun pisang alias ngeliwet. Ini bukan cuma perkara rasa makanan yang lezat, tapi hadirnya rasa kebersamaan dan yang sesuai dengan budaya orang Indonesia. Ermey Trisniaty adalah salah satu yang menangani spesialiasi ini.
 
Eyie, panggilan akrab Ermey, bukan wanita wirausaha yang asing lagi karena merupakan pendiri Dapur Cokelat. Ide membangun Ngeliwet by Ala-ala bersama tiga rekannya muncul dari seringnya rapat dan menjamu teman-teman sesama orang tua sekolah anak di rumahnya. Debutnya, puasa tahun 2016. “Saat itu hanya kami yang menyediakan jasa katering ngeliwet di daerah Tangerang Selatan,” ujarnya.
 
Di  awal usaha, menunya hanya satu, Nasi Liwet ala Sunda. Seiring berjalannya permintaan, menu lain menyusul, menampakkan perkembangan usaha di bulan kelima. “Yang tadinya masih mengantar dengan mobil pribadi, sekarang Ngeliwet by Ala-Ala sudah punya mobil operasional,” aku Eyie.

 
Bisnis nasi baru booming beberapa tahun terakhir? Untuk gaya ngeliwet, mungkin benar. Tapi, secara keseluruhan, katering nasi marak sejak dulu. Mungkin karena dianggap sesuatu yang lumrah dan pengaruh media sosial belum senyata sekarang, pelakunya tidak seluas kini dan bentuk penyajiannya relatif klasik.
 
Penyanyi Cynthia Lamusu menjadi salah satu yang membuat dobrakan enam tahun lalu dengan Nasi Kepel. “Sewaktu hobi memasak, saya ingin membagikan nasi kuning untuk rekan-rekan di lokasi syuting. Agar semua kebagian dan praktis saat dimakan, saya mengepal nasi dan membungkusnya dengan daun dalam ukuran mungil,” ujar istri aktor Surya Saputra ini. Ini pendorong hadirnya Dapur Mama Thia.
 
Peran Instagram belum sedahsyat sekarang. Tapi, kebetulan sebelum memulai usahanya, Cythia aktif mengunggah foto hobi memasaknya di akun Twitter @DapurMamaThia. “Followernya lumayan, jadi sekalian saja digunakan untuk promosi,” terangnya. Sejak itu, mulai bermunculan usaha nasi porsi mini dan nasi jenis lainnya.
 

 
Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berkumpul dalam jumlah besar, baik untuk arisan hingga acara tradisional, membuat tren berjualan nasi tak kehilangan pasar. Lihat saja nasi tumpeng dan nasi kuning yang kerap hadir di meja jamuan.  Belum lagi nasi berkat yang biasa mengiringinya. Jangan lupa. Ada nasi kotak yang selalu dipesan untuk kegiatan sesimpel rapat! Coba bayangkan, berapa banyak permintaan katering nasi di sana?
 
Jangankan orang biasa, chef terkenal Degan Septoadji pun tergiur dan ikut nyemplung di dalamnya. “Mayoritas orang Indonesia toh masih makan nasi setiap hari,” ucap Nike Kurnia, istri chef Degan, tentang katering Nasi Bagoes yang dibangun mereka, di akhir tahun 2016. Menurutnya, daripada membuka usaha yang masih meraba-raba siapa peminatnya, lebih baik menjual nasi yang sudah pasti ada pembelinya.
 
Memang betul, lihat saja beberapa pemain lama dengan spesialisasi menu nasi seperti Milka Bogana yang sudah ada sejak 1998 dan Koko Bogana di tahun 2002, di Jakarta. Keduanya bertahan tanpa keluar dari pakem menu nasi campur. (f)
 


Topic

#bisnisnasi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?