Foto: Dok. Femina Group
Kota yang berkembang pesat sejak Belanda membuka perkebunan tembakau di Deli tahun 1863 ini secara garis besar dihuni oleh orang Melayu, Batak, Jawa, berbaur dengan keturunan India dan Tionghoa.
Di perjalanan tahun 2010, femina terkesan pada menu Mandailing bernama Ikan Kerek, yakni ikan gabus asap dalam sayur ubi tumbuk. Ikan yang sama juga ditemukan di rumah makan Sibolga (secara geografis berdekatan), tapi disebut ikan saleh, di dalam sayur daun singkong.
Jeny yang hobi berbagi foto makanan di Instagram @jenzcorner, turut berbagi rekomendasi. "Saya senang berburu makanan yang berkesan di masa kecil saya, seperti Nasi Ayam di sepanjang Jalan Selat Panjang, Bihun Kari Tabona, dan Bihun Kepala Ikan Gabus di Kotacane," ujarnya.
Makanan India di Cahaya Baru juga nikmat, demikian pula Steak Lidah Sapi dan es krim jadul di Tip Top. Anggota Jalansutra ini punya kebiasaan jajan rempeyek udang di RM Suka Damai di Perbaungan (1 jam dari Medan) sebagai camilan menuju kota-kota lain. "Jika di Siantar, saya makan roti bakar srikaya di warung kopi Sedap ketimbang toko Ganda yang sudah umum," tutupnya.
Rekomendasi kuliner:
• RM Sinar Pagi (Soto Medan), Jl. Sei Deli No.2D/1
• Bihun Bebek Asie Kumango, Jl. Kumango No.15
• Soto Kesawan (Soto Udang), Jl. Ahmad Yani No.116
• RM Tabona (Kari Ayam), Jl. Mangkubumi No.17
• Kedai Kopi Apek (Es Kopi), Jl. Hindu No.110
• RM Mandailing Hj. Nuraini, Jl. Sei Deli (seberang Masjid Maraset)
• Lontong Malam Kak Umi, Jl. Karya Wisata, Taman Johor Baru (f)
Topic
#foodstory, #kulinermedan, #medan, #traveling, #wisatakuliner