Fiction
Cerber: Sebatas Aurora [3]

3 Jun 2017


 
Bagian 3 (Tamat)
Kisah sebelumnya:
Hubungan cinta Btari dan Bara harus kandas tanpa ada kata perpisahan ketika Btari harus menikahi kakak angkatnya, Radit. Di satu sisi, Radit mendapatkan informasi secara misterius ketika Bara mengajak Btari bertemu di sebuah kafe. Radit juga mendapar informasi ketika Btari menjenguk Bara di rumah sakit akibat kecelakaan. Semua itu membuat Radit merasa perlu bertemu dengan si penelepon misterius.
 
Taman kota, 17. 55Wib.
SEKOTAK COKELAT telah terbungkus rapi dalam balutan pita silver yang menawan. Dengan takjub mata elang Bara memandang tajam, kemudian tersenyum. Ribuan angan-angan yang sedang beriak indah di benaknya perlahan meloncat surut. Seingatnya, sepanjang hidup, belum pernah ia melakukan hal seromantis ini. Memberi sekotak cokelat kepada seorang kekasih. Seperti remaja yang baru pertama kali mengenal cinta. Bara menggeleng heran. Menertawakan kekonyolan dirinya sendiri.
Pandangan Bara beralih. Menatap jok kosong di sampingnya yang terdiam bisu dalam dingin dan beku. Hanya tinggal menunggu waktu, gumamnya dalam hati. Seseorang yang selalu menyesaki ruang hatinya akan duduk di situ. Membuat jok itu menjadi hangat, seperti hatinya yang selalu beriak  tiap mengingat keindahan melankolis yang menyentuh batinnya itu.
Bara menurunkan setengah kaca mobilnya. Mengeluarkan sedikit kepala. Menengadah lurus-lurus ke atas. Pada senja yang temaram, mata elang Bara bergerak liar mencari-cari sesuatu di angkasa, dan gurat wajah Bara mendadak bersinar cerah saat berhasil menemukan apa yang dicarinya. Walau hanya sisa-sisa siluet senja kemerahan yang terlukis di hadapan, di antara temaram lampu taman yang mulai dinyalakan, ia dapat menangkap sosok pendar bulat yang samar mengintip dari balik rimbun pohon asem di pojok parkiran sebuah mini market sederhana. Bulan! Bara mengusap wajah. Tersenyum lega. Pertanda itu  makin terlihat nyata.
Dari awal Bara sudah merasa. Dirinya dan Btari adalah satelit yang saling membelit. Hanya butuh sedikit waktu untuk dapat menikmati keindahan itu bersinar utuh dalam genggamannya. Bara sangat yakin, Btari akan memilihnya. Menepati janji untuk menemuinya selepas magrib, di tempat ini, seperti yang telah mereka sepakati. Melaju bersamanya melewati persimpangan di depan sana, kemudian melupakan semua yang pernah terjadi di hari kemarin.
Bahkan detik ini, di saat dirinya mengkhayalkan saat itu akan datang. Sang novelis itu akan merasakan sendiri petualangan lewat ujung sol sepatunya, bukan lagi lewat oleh-oleh cerita yang selama ini selalu ia bawa pulang. Bara menelan ludah. Tak pernah tebersit selama ini di benaknya. Di umurnya yang menginjak usia tiga puluh tahun, ia akan melarikan istri orang.
 


Topic

#FiksiFemina

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?