Fashion Trend
Sejak 1979, Lomba Perancang Mode Femina Melahirkan Para Style Maker, Dari Samuel Wattimena Hingga Tex Saverio

6 Sep 2017


Sejak dimulai pada tahun 1979, Lomba Perancang Mode (LPM) menjadi ajang kompetisi bergengsi bagi para calon desainer tanah air. Begitu banyak desainer ternama tanah air yang mengawali karier 
dari ajang LPM dan menjadi style maker di generasinya.

Di antaranya, Samuel Wattimena, Edward Hutabarat, Chossy Latu, Carmanita, Itang Yunasz, Musa Widyatmodjo, Denny Wirawan, Ferry Soenarto, Lulu Lutfi Labibi, Friederich Herman, hingga generasi terbaru seperti Andreas Odang, Billy Tjong, Jeffry Tan, Tex Saverio, Albert Yanuar, Vinora Ng dan Hian Tjen. LPM diselenggarakan dua tahun sekali bergantian dengan lomba perancang aksesori untuk memberi kesempatan bagi para calon perancang mempersiapkan karya terbaiknya.

>>  Serunya LPM 2017

Tahun ini LPM kembali digelar untuk ke-26 kalinya dengan tema Urban Identity, yaitu desain busana ready to wear untuk gaya hidup urban yang dinamis, kosmopolit, dan individualistis, dengan mengeksplorasi wastra dan budaya lokal setempat. Didukung oleh UBS, Argo Apparel, Levi’s, dan Top White Coffee, LPM 2017 memberikan bermacam tantangan dan kesempatan baru bagi peserta. Contohnya Levi’s yang akan memberikan dua potong busana denim kepada 20 semifinalis.  Dua potong busana tersebut harus didesain menjadi sebuah look baru sesuai dengan tema Urban Identity.

LPM kali ini juga membukakan banyak pintu bagi para semifinalis untuk melangkah lebih jauh ke industri fashion. Misalnya saja, Top White Coffee akan memilih 3 semifinalis yang beruntung untuk tampil di Fashion Atrium Jakarta Fashion Week 2018 serta memberikan space booth untuk ketiganya pada Fashion Link yang juga berlangsung saat JFW 2018, Oktober mendatang.

Selain itu, pemenang I, II, dan III juga diberikan kesempatan untuk bekerja magang di Argo Apparel. Selain mendapatkan kesempatan beasiswa di Istituto Marangoni, Pemenang I, juga diberi kesempatan untuk mewujudkan lini busananya bekerja sama dengan Argo Apparel Group. Koleksi busana tersebut akan dijual di MADE IND, Alam Sutera, Tangerang.

>>  Kunjungan LPM

Dalam rangkaian road show LPM 2017, tim femina menyambangi sejumlah kampus ternama di Jakarta. Road show berlangsung di BINUS Northumbria School of Design pada 5–6 Juni 2017 dan Istituto di Moda Burgo pada 7 – 8 Juni 2017 dengan mengangkat topik menarik untuk membekali calon peserta dalam dunia mode.

Topik pertama adalah the price is Right yang dibawakan oleh desainer Ali Charisma. Menurut Ali, salah satu faktor penentu harga adalah Sumber Daya Manusia (SDM) seperti penjahit atau tim pemasaran sebuah brand. "Banyaknya SDM yang Anda punya turut memengaruhi harga sebuah produk. Anda perlu memperhatikan jumlah SDM agar sesuai dengan target pasar," ujar Ali yang berdomisili di Bali.

Tip tersebut seolah melengkapi saran Melinda Babyana, CEO Argo Apparel, yang menekankan pentingnya berpikir sebagai business owner, bukan sebagai desainer. "Meskipun Anda adalah seorang desainer, Anda perlu menentukan segementasi, target dan posisi produk Anda di pasaran agar bisa bertahan," imbuh Baby.

Topik selanjutnya adalah Fashion Authencity oleh Pemenang Favorit LPM 2007, Hian
Tjen. Hian memaparkan cara membentuk karya yang autentik dan orisinil adalah dengan mengenali diri sendiri, menggali kepribadian, ditambah pengalaman dan jam terbang.

Sedangkan Billy Tjong, Pemenang Favorit LPM 2005, menyatakan bahwa seorang desainer dapat memiliki karya yang otentik dengan menggabungkan fashion dan hobi. "Contohnya saya tak pernah ragu menggabungkan hobi fotografi saya saat membuat motif pada busana," ungkap Billy sambil menampilkan beberapa karyanya.

Lain lagi dengan Albert Yanuar saat membawakan topik How to Build a Strong Online Fashion Brand. Menurut finalis LPM 2009 dan Pemenang LPM Enterpreneur tersebut, seorang desainer harus memiliki 3 persentase teori karya pada seluruh koleksinya.

"60% rancangan harus memiliki sisi komersil sehingga diminati di pasaran, 30% harus sesuai dengan tren busana, dan 10% dari rancangan merupakan ciri khas desainer tersebut," jelas Albert.

Bagi desainer yang tertarik melakukan marketing dan berjualan secara online, Yelly Lumentu, Pemenang I LPM 2014 pun menekankan unsur desain visual menarik pada halaman media sosial dan website brand agar calon pembeli tertarik, selain respons yang cepat dan menjawab kebutuhan konsumen.

Salah satu faktor utama yang tak kalah penting agar sebuah busana laku di pasaran adalah warna yang tepat. "Anda tak boleh malas untuk mencari informasi tentang warna yang paling diminati tahun ini dari berbagai sumber seperti Pantone atau runway di kota mode dunia. Sesuaikan dengan target pasar Anda." tutup Cynthia Tan, Pemenang III LPM 2011 saat menjelaskan topik color of the Year. Ingin lihat keseruannya? Lihat pada laman berikutnya. (f)
 
Baca Juga:

Ikuti Lomba Perancang Mode 2017! Download Formulirnya Di Sini
Rebut Kesempatan Menampilkan Karya Anda di Jakarta Fashion Week 2018 Dengan Mengikuti Lomba Perancang Mode 2017
Berbagi Ilmu Fashion di Roadshow Lomba Perancang Mode 2017



Topic

#roadshowlpm, #roadshowtoJFW, #LPM2017, #desainermuda

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?