Fashion Trend
Peluang Profesi Baru, Jadi Personal Shopper untuk Para Penggila Belanja

13 Apr 2017


Foto: 123RF
 
Pada 2008 lalu, fashionista Indonesia 'dikejutkan' oleh cerita Amelia Masniari, seorang wanita biasa penggila belanja dengan pekerjaan membelanjakan barang-barang branded orang-orang yang menjadi kliennya. Profesi yang kini disebut personal shopper itu.

Cerita Amy, nama panggilan wanita ini, ditulis dalam buku best seller berjudul Miss Jinjing: Belanja Sampai Mati. Saat itu Amy, mengungkapkan bagaimana tingginya minat orang Indonesia berbelanja barang bermerek di luar negeri, sampai kebanyakan kliennya tak segan-segan menghabiskan uang ratusan juta rupiah dalam sekali belanja.

Kini generasi baru Miss Jinjing sudah muncul. Jika personal shopper sebelumnya banyak mengandalkan selera dan network, kini pada personal shopper yang bekerja di Indonesia bahkan mengambil sekolah tertentu atau berlatar belakang pendidikan tertentu untuk menunjang profesi ini. Ilmu luxury brand marketing adalah salah satunya.

"Latar belakang pendidikan tersebut membantu saya lebih profesional, tajam membaca tren, dan memprediksi kelayakan produk mode yang ingin dimiliki klien, sebagai investasi," ujar Nova Siahaan, lulusan Glasgow Caledonian University (GCU), London, salah satu personal shopper asal Jakarta.

Namun demikian, hingga saat ini profesi ini di Indonesia umumnya berawal dari hobi berbelanja dan mengoleksi barang bermerek. Jadi tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh generasi miss jinjing beberapa tahun lalu. Namun profesi tersebut saat ini lebih berkembang karena kebutuhan untuk memiliki barang mode terkini terus meningkat. Jumlah kelas menengah yang meningkat, tuntutan gaya hidup juga ceruk pasar khas seperti kalangan selebritas dan figur publik yang memang membutuhkan jasa ini.

Personal shopper memasarkan jasanya dengan  mengacu pada tipikal consumer oriented marketing. Artinya apa pun yang dibutuhkan oleh klien berkaitan dengan kebutuhannya dalam berbelanja perlu dipenuhi sebagai bagian dari service. Para personal shopper diharapkan berperan bisa sebagai stylist  atau penasihat gaya. Karena tidak semua wanita paham apakah produk fashion yang mereka incar sesuai dengan kebutuhan dan citra diri. Demikian pula pengetahuan lain berkait dengan nilai investasi dari luxury product yang dibelinya.

Bagaimana sih cara kerja seorang personal shopper? Secara sederhana seorang personal shopper menggantikan posisi Anda untuk berbelanja, berburu barang idaman, terutama di mancanegara. Yang diburu memang barang-barang branded berharga mahal, dari tas hingga aksesori, yang sedang tren dan menjadi incaran para fashionista itu. Anda tinggal mengontak mereka untuk membicarakan pesanan yang diinginkan. Personal shopper akan mencari dan membelikan sesuai dengan biaya yang telah disepakati dan mengirimkannya ke tempat Anda.

Pada suatu waktu, seorang personal shopper umumnya menangani lebih dari satu pesanan untuk perjalanan berburu ke Paris misalnya. "Pesanan untuk sekali trip pada satu negara bisa mencapai hingga ratusan barang," aku Nova. Ini artinya Nova melayani banyak klien sekaligus dalam sekali perjalanan berbelanja.
Mengapa profesi ini ada? Selain alasan kemudahan, bagi para pemburu barang fashion ada nilai ekonomis yang bisa mereka peroleh dengan memanfaatkan jasa para personal shopper ini. Tak jarang tas atau sepatu yang diinginkan terbilang rare collection, belum tersedia di butiknya di Indonesia atau bahkan brand yang diinginkan belum masuk ke Indonesia. (f)

 


Topic

#TrenMode, #TrenShopping

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?