Fashion Trend
Model Sintal Kini Makin Diminati

25 Aug 2016


Figur tubuh wanita paling seksi selalu berubah setiap era. Bentuk payudara rata dan bentuk tubuh boyish dinilai seksi pada tahun 1920. Lain lagi pada tahun 1960, semua wanita ingin memiliki ukuran tubuh kurus ala Twiggy atau bentuk tubuh superseksi jam pasir ala Brigitte Bardot. Pada era itu, salah satu perusahaan ritel Amerika, Lane Bryant, percaya diri dengan fokus menjual busana untuk ukuran jam pasir dan memakai model bertubuh curvy pada katalognya. Menurut ABC News, model curvy dapat menghasilkan 150.000 hingga 200.000 dolar AS sepanjang tahun 1960 hingga 1980-an sebagai model katalog, hampir sebanyak model berukuran standar.
 
Menuai Protes
Meski model bertubuh curvy tetap mendapatkan pekerjaan sebagai model katalog, namun industri mode tetap menyukai model dengan kaki jenjang, pinggang kecil dan dada rata. Permintaan tubuh kurus pada panggung mode semakin tampak pada era tahun 1990-an ketika Kate Moss tampil menjadi wajah Calvin Klein. Fenomena itu sempat menuai protes berbagai pihak karena banyak wanita yang berlomba ingin memperoleh bentuk tubuh ala Kate Moss, bahkan lebih kurus dari wanita Inggris
tersebut. Penyakit bulimia dan anoreksia sempat ‘menghantui’ wanita cantik yang ingin memperoleh bentuk tubuh size zero yang dinilai seksi.
 
Bangun dari Mimpi
Pada awal tahun 2000, industri mode mulai menolak model dengan bentuk tubuh superkurus. Retailer dan desainer tidak lagi menyediakan ukuran 0 sebagai salah satu pilihan busana yang dijual di pasaran. Industri mode mulai menampilkan model dengan bentuk tubuh bugar dengan indeks masa tubuh ideal pada panggung runway. Tak jarang, mereka pun menyisipkan model dengan bentuk tubuh curvy atau plus size untuk memenuhi kampanye: semua wanita dapat tampil seksi dengan ukuran tubuh masing-masing. Seperti yang dikutip dari ABC News, industri mode untuk plus size meraup keuntungan penjualan hingga 7 miliar dolar AS atau setara dengan 250 triliun rupiah pada tahun 2015. Inilah pemicu yang membuat kategori model ini makin banyak dilirik para retailer, desainer, dan media sosial.
 
Makin Percaya Diri
Kini, model plus size tidak lagi hanya menghiasi halaman katalog, tapi sudah muncul di cover majalah, ad campaign, dan berjalan di panggung runway. Ditandai dengan Mia Tyler, anak pasangan Steven Tyler dan Cyrinda Foxe. Nama Mia mulai dikenal sejak debut modeling-nya pada peragaan busana Lane Bryant tahun 2003. Ada juga Allegra Doherty yang menghiasi cover majalah Vogue pada tahun 2006. Tampilnya Doherty pada majalah Vogue semakin membuka jalan sukses kehadiran model curvy di industri mode. Tak lama berselang, ia pun muncul di ad campaign Jones New York dan Tommy Hilfiger, serta berjalan di runway Elena Mirò dan Lane Bryant untuk Milan dan New York Fashion Week. Selanjutnya, model plus size seperti Alessandra García, anak aktor Andy García, yang memiliki size 12, pun turut menyukseskan ad campaign lini lingerie Simply Be, sedangkan Tess Holliday, model dengan size 22 berpose untuk cover majalah People tahun 2015 lalu. (f)
 


Topic

#model

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?