Family
Mengenalkan Kembali Permainan Tradisional kepada Anak

23 Jul 2016


Foto: tokopedia.com, narakata.com, indonesiana.merahputih.com

Semasa kita kecil, nih, nggak ada hari tanpa ngumpul bareng anak-anak tetangga. Mulai dari petak umpet, gobak sodor, atau bentengan pasti dimainkan secara bergantian. Sementara sekarang anak-anak kecil sudah sibuk sendiri dengan gadget. Mungkin saatnya kita mengenalkan kembali tiga permainan tradisional seru—terutama buat anak wanita—yaitu bekel, congklak, dan engklek.
         
Bekel
Nama bekel diambil dari permainan bikkelen (Belanda) yang juga menggunakan logam yang disebut bikkels. Meski kelihatannya mudah, permainan ini butuh konsentrasi tingkat tinggi. Sambil melempar bola karet dengan satu tangan, kita kudu terampil menyebar dan mengambil enam biji bekel yang terbuat dari kuningan atau kerang.

Bekel menyerupai knucklebones—disebut juga astragaloi, hucklebones, dibs, jackstones, chuckstones, atau fivestones—yaitu permainan kuno yang dimainkan menggunakan lima benda-benda kecil dan dipercaya sebagai peninggalan Romawi Kuno, Yunani, dan Mesir.
 
Congklak
Sebutan lain untuk congklak adalah congak atau dakon. Katanya, sih, permainan yang menggunakan papan berlubang (2 besar, 14 kecil) dan biji-bijian berjumlah 98 (tiap lubang kecil diisi 7 biji) ini berasal dari Afrika atau Arab. Dari Timur Tengah, permainan ini lalu tersebar ke Afrika dan sampai di Asia berkat pedagang-pedagang Arab.

Conglak hanya bisa dimainkan oleh dua orang. Katanya, nih, kalau seorang cewek jago main congklak artinya dia akan mahir mengelola keuangan atau menguasai manajemen. Soalnya dengan strategi yang tepat, ‘lumbung’ kita bakal terus dipenuhi biji congklak, deh.
 
Engklek
Katanya, permainan keseimbangan badan ini berasal dari Hindustan. Berhubung tersebar hampir ke seluruh Indonesia, muncul istilah berbeda-beda untuk menyebutnya. Seperti pacih di Aceh, cak ingking gerpak di Sumatera Selatan, siki doka di NTT, dan masih banyak lagi.

Kata engklek berasal dari bahasa Jawa. Permainan ini dilakukan dengan cara melompati gambar kotak-kotak di atas tanah menggunakan satu kaki. Sebelumnya kita harus melempar batu pipih atau kereweng (pecahan genting) ke dalam kotak, tapi kotak yang berisi batu ini nggak boleh sampai terinjak.

Kalau di Inggris, engklek disebut hopscotch (main jingkat). Sementara orang India menyebutnya stapu atau kith-kith, di Spanyol dinamai rayuela, Belanda punya hinkelen, dan Mexico mengenalnya sebagai avioncito yang artinya pesawat kecil—mungkin karena disesuaikan dengan bentuk kotaknya. (f)
 


Topic

#tradisional

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?