Family
Heboh Kasus Penculikan Anak, Ini 10 Cara untuk Melindungi Anak

15 Mar 2017


Foto: Pixabay
 
Kengerian para orang tua kembali muncul dengan beredarnya kabar dan rumor kasus penculikan anak akhir-akhir ini. Dari kasus dugaan penculikan anak di sebuah sekolah di Depok oleh wanita yang mengaku saudaranya dan menjemput ke sekolah, hingga rumor dugaan penculikan anak untuk perdagangan organ tubuh. Kasus lain di Probolinggo, seorang pelaku remaja mengaku ia memancing anak-anak SD dengan iming-iming dibelikan es krim untuk pergi bersamanya sepulang sekolah. Setelah itu, ponsel atau barang berharga milik korban dirampas. Meski tidak bermotif penculikan, pelaku berpotensi melakukan kekerasan pada anak.

Dalam kasus anak yang dilaporkan hilang, biasanya diculik oleh pelaku pria, dan sekitar dua per tiga kasus melibatkan anak perempuan. Pada korban anak atau remaja, kadang kasus anak hilang bisa juga disebabkan anak melarikan diri dari rumah atau berselisih dengan orang tua. Korban penculikan, baik anak maupun remaja yang benar-benar diculik biasanya melibatkan pelaku yang masih dikenal korban, hanya 25 persen yang diculik oleh orang asing.  

Berikut strategi yang bisa dilakukan untuk menghindari penculikan anak.

1/ Simpan dengan baik dokumen identitas anak, seperti akta kelahiran anak. Perbarui foto diri anak setiap enam bulan, juga sidik jarinya. Anda bisa meminta bantuan pihak kepolisian setempat untuk membuat cetak sidik jari anak. Jika memungkinkan, simpan dengan baik dokumentasi kesehatan anak, termasuk laporan kesehatan giginya.

2/ Di era digital ini, awasi juga keamanan anak Anda di dunia maya. Ajarkan untuk tidak memberikan informasi pribadi kepada teman atau orang yang ia kenal di dunia maya. Hindari mengunggah informasi tentang anak atau foto anak di dunia maya, misalnya alamat sekolah dan jadwal kegiatannya.

Baca juga:
3 Alasan Kita Tidak Boleh Mengumbar Data Pribadi di Dunia Maya
Cara Mengaktifkan Parental Guide untuk Gadget Anak


3/ Beri batasan ke mana saja anak boleh berjalan sendirian atau harus didampingi orang tua/pengasuh saat di tempat umum, misalnya di mal, bioskop, taman kota, dan toilet umum. Ajari apa yang harus mereka lakukan jika mereka tersesat di tempat umum, termasuk meminta bantuan kasir toko, berdiri di bagian depan gedung, atau melapor ke pihak keamanan mal saat terpisah dari Anda.

4/ Jangan pernah meninggalkan anak sendirian di dalam mobil atau stroller, walau hanya sebentar.

5/ Pastikan Anda selalu mengecek kredibilitas latar belakang para pengasuh anak dan lembaga penyalurnya. Jika Anda menugaskan orang lain selain keluarga untuk mengantar dan menjemput anak dari sekolah atau tempat penitipan anak setiap hari, sampaikan hal ini dan nama si penjemput pada pihak sekolah.

6/ Hindari memakaikan anak dengan baju yang bertuliskan namanya. Anak cenderung percaya pada orang dewasa yang tahu dan memanggil nama mereka.

Bekali juga anak dengan informasi berikut ini:
1/ Untuk anak yang lebih kecil, pastikan anak mengetahui nama dirinya, alamatnya, nomor telepon yang bisa dihubungi dalam kondisi darurat. Latih anak untuk menghubungi nomor-nomor darurat. Tunjukkan rumah kerabat atau tetangga terdekat yang memungkinkan anak untuk minta bantuan saat ada masalah.

2/ Beri tahu anak untuk tidak asal menumpang kendaraan, terutama jika ditawari orang asing. Minta ia untuk waspada jika didekati orang asing dengan mobil atau jika ada yang bertanya jalan. Untuk hindari bahaya, katakan pada anak untuk jangan pernah menerima permen atau pemberian, atau ajakan dari orang asing. Para predator bisa memancing anak dengan ajakan untuk membantu mereka atau melihat kucing atau anjing di mobil mereka.
Jika ada orang yang mencurigakan dan memaksa mereka masuk ke dalam mobil, ajarkan anak untuk berteriak dan mengatakan, “Tolong saya, telepon polisi, saya diculik.” Jika anak hanya berteriak-teriak biasa, orang di sekitarnya bisa menduga anak hanya sedang mengalami tantrum.

3/ Jika anak cukup besar untuk ditinggal sendirian di rumah, pastikan ia selalu mengunci pintu dan tidak membukakan pintu atau mengatakan pada siapa pun yang menelepon bahwa mereka sedang sendirian di rumah.

4/ Latih anak untuk menolak permintaan orang asing, termasuk jika ada yang menanyakan pertanyaan pribadi dan jika ada yang menyentuh mereka dan membuatnya merasa tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, katakan pada anak untuk selalu menceritakannya pada mereka, walaupun orang itu memaksa mereka berjanji untuk merahasiakan kejadian itu.

Jika kasus anak hilang ini terjadi pada Anda, beberapa jam pertama adalah waktu kritis dalam kasus anak hilang. Setelah Anda melapor ke pihak berwajib, cobalah tenangkan diri Anda agar bisa lebih mudah mengingat detail tentang hilangnya anak Anda untuk melengkapi laporan kepada kepolisian. Informasi awal yang diminta biasanya adalah data dan penampilan anak, seperti tinggi badan, berat badan, warna mata, dan foto diri yang jelas. (f)

(Sumber: kidshealth.com)


Topic

#Anak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?