Health & Diet
Cara Sehat Mengolah Menu Puasa

28 May 2018



Foto: Pixabay

Kesibukan membuat keluarga masa kini terbiasa mengonsumsi makanan awetan, atau masakan yang berulang kali dipanaskan. Seperti apa dampaknya bagi kesehatan tubuh Anda?

Spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Umum Pusat dari Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Inge Permadhi, M.S., SpGK, mengingatkan bahwa bagaimanapun, makanan terbaik adalah yang segar atau baru diolah sesaat sebelum dikonsumsi.

Makanan yang diawetkan boleh saja sesekali dikonsumsi, asal tidak tiap hari. Ini karena makanan seperti itu biasanya menggunakan pengawet dan tinggi sodium atau garam.

“Makanan yang tidak habis dimakan saat sahur, lalu dipanaskan lagi untuk sahur keesokan harinya, tentu akan berkurang kandungan nutrisinya, seperti protein pada daging dan mineral pada sayuran. Lebih tidak dianjurkan lagi jika Anda menggoreng kembali lauk yang tidak habis,” ujar dr. Inge.

Makanan yang bolak-balik dipanaskan, rendang misalnya, memang terasa makin lezat dan gurih di lidah. Tapi, menurut Inge, nilai gizinya akan makin berkurang.

Pada lauk seperti ayam, tahu, dan tempe yang dipanaskan kembali, minyak yang masuk terserap oleh lauk  makin banyak. Artinya,  makin banyak kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda. Jadi, menurut dr. Inge, daging, tahu, dan tempe yang sebenarnya sumber protein yang baik, bisa berubah menjadi junk food.

Junk food di sini maksudnya, jika dibandingkan antara efek negatif dari tingginya jumlah lemak, karbohidrat, garam, dan pengawetnya dengan manfaat dari kandungan gizi dan seratnya, lebih besar efek buruknya,” jelas dr. Inge. (f)

Baca juga:

Selalu Hadir Saat Bulan Puasa, Ini Teman yang Cocok Dengan Blewah

 


Topic

#puasadanlebaran

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?