Health & Diet
Menghindari Garam & Lemak, Perlu?

13 Oct 2014


Tak sedikit orang yang berusaha  menghindari garam dan lemak dalam makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Karena, banyak mitos tentang garam dan gula yang terkait kesehatan. Padahal, menurut dr. Emilia Achmadi MS, RD, ketakutan ini terlalu berlebihan, karena pada dasarnya tubuh manusia membutuhkan garam dan gula sebagai ‘bahan bakar’ untuk menjalankan fungsi tubuh. Dari sekian banyak mitos yang beredar tentang gula, berikut ini beberapa fakta yang patut Anda ketahui.

1. Diet bebas garam baik untuk tubuh
Faktanya, garam sangat penting bagi sel-sel tubuh untuk menjalankan fungsi otot dan hidrasi. Mengonsumsi garam secukupnya akan membuat tubuh sehat. Tapi, jika berlebihan, sama seperti halnya gula, garam bisa membahayakan tubuh. Menurut Journal of Hypertention, mereka yang mengurangi konsumsi sodium sekitar 1.000 miligram bisa mengalami berbagai penyakit, seperti darah rendah, detak jantung lebih tinggi, serta meningkatkan risiko diabetes.
Diet dengan menghindari garam juga bisa membuat tubuh kehilangan cairan. Yang terjadi, berat tubuh berkurang karena tubuh kehilangan cairan akibat kurang garam. Memang, salah satu fungsi garam di dalam tubuh adalah untuk mengikat air. Cukup kurangi makanan yang banyak mengandung garam, seperti makanan kemasan dan cepat saji. Jenis makanan seperti ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi untuk mengawetkan sekaligus meningkatkan cita rasa.  

2. Garam crystal lebih baik dari garam laut
Saat ini banyak orang yang beralih pada garam crystal yang harganya relatif lebih mahal dari garam dapur biasa. Selain rasa asin yang diberikan, garam jenis ini memberikan efek yang sama. Karena pada dasarnya, semua jenis garam memiliki kandungan sodium. Tidak berarti satu jenis garam memiliki kandungan sodium yang berbeda dari jenis garam lainnya. Itulah sebabnya, tidak ada jenis garam yang lebih baik dari garam yang lainnya.      
    
3. Garam musuh kesehatan
Garam memang kerap disebut sebagai biang keladi berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi dan jantung. Tapi, berbagai penelitian yang dilakukan belakangan ini menyarankan agar kita tidak menghilangkan garam dalam makanan, tapi konsumsi garam secukupnya. Aturannya, untuk orang dewasa total konsumsi garam per harinya sekitar 1.500-2.200 mg. Ini sama dengan penggunaan sejumput garam dalam makanan yang Anda masak sehari-hari.
Kenyataannya, pola makan orang masa kini membuat ia mengonsumsi lebih dari 5.000 miligram garam. Dua kali lipat dari apa yang dibutuhkan tubuh. Garam ini berasal dari banyak makanan, mulai dari makanan cepat saji, makanan kemasan, hingga snack dan minuman. Agar asupan garam tidak berlebih, sebaiknya memasak sendiri untuk konsumsi sehari-hari dan hindari penggunaan bumbu masak kemasan, sebab memiliki kandungan garam yang tinggi.  
    Garam tidak menyebabkan hipertensi, tapi bagi penderita hipertensi memang perlu mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Mengapa? Karena garam di dalam tubuh akan mengikat air. Makin banyak garam berarti  makin banyak air yang terikat di dalam darah,  sehingga membuat jantung memompa lebih keras dan membuat tekanan darah meningkat. Tapi, dalam keadaan sehat, Anda dapat mengonsumsi garam dengan batas maksimal 1 sendok teh sehari. ‘  

4. Semua lemak jahat

Lemak merupakan nutrisi penting bagi tubuh. Di dalam tubuh lemak berperan penting dalam membantu penyerapan nutrisi sekaligus memproduksi energi. Jadi, sebenarnya lemak tidak selalu buruk bagi kesehatan. Kehadirannya dalam jumlah yang sesuai justru membantu meningkatkan kinerja organ tubuh.
    Lemak yang bagus untuk kita adalah lemak baik, umumnya adalah lemak tak jenuh tunggal  dan tak jenuh ganda yang didapat dari kacang-kacangan, avokad, hingga minyak zaitun. Lemak jenis ini mampu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Namun, selain lemak yang baik ada juga lemak jahat yang perlu diwaspadai. Lemak jahat ini merupakan lemak jenuh yang mayoritas berasal dari produk hewani, seperti susu, telur, seafood, minyak kelapa dan minyak sawit. Mengonsumsi terlalu banyak lemak jahat dapat meningkatkan kolesterol darah, salah satu faktor yang meningkatkan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah.

FAUNDA LISWIJAYANTI






 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?