Health & Diet
Kuncinya: Pola Makan

27 Aug 2014


Masih mengira pola makan yang paling sehat adalah 4 sehat 5 sempurna? Tidak menurut Dr Tan Shot Yen, M.Hum dari Dr Tan Wellbeing Clinics and Remanlay Special Need’s Health.
“Pola makan kita sekarang bukan lagi 4 sehat 5 sempurna melainkan pola makan yang sehat dan seimbang,” kata dr Yen. Sehat adalah makanan apapun yang kita makan bila bentuknya semakin dekat dengan bentuk aslinya, maka semakin sehat. Misalnya saja antara sawi segar dan sawi asin, jelas yanglebih sehat adalah sayur sawi hijau segar.

Sementara, yang dimaksud seimbang adalah dalam menu makan kita harus mengandung karbo, protein, dan lemak. “Disebut seimbang misalnya karbohidrat sebanyak 50 persen, protein sebanyak 35 persen dan fat sebesar 15 persen,’ jelas dr Yen. Karena itu, dr Yen juga menakankan agar kita tidak mudah terayu oleh berbagai fashion diet yang menyalahi aturan seimbang ini. Misalnya saja diet hanya dengan makan sayur saja. “Lalu, proteinnya dapat dari mana?” katanya.

Lebih jauh, dr Yen mengatakan, bahwa orang cenderung takut pada lemak. Jadi, segala cara dilakukan untuk menjauhi lemak, termasuk hanya mengonsumsi makanan yang berlabel bebas lemak. “Persoalannya, kita pasti butuh kenyang kan? Lalu, rasa kenyang itu dapat dari mana? Sudah bisa dipastikan dari karbo,” katanya. Padahal, karbo itu artinya adalah gula. Dengan demikian, meski kita katakanlah mati-matian menghindari lemak, namun bila asupan karbonya tidak terkontrol tetap saja jarum timbangan akan bergerak ke kanan.

Bagaimana kalau kita masih ingin karbohidrat dari pati-patian? “Boleh saja, tetapi perhatikan diversifikasinya,” saran dr Yen. Maksudnya, makanan sumber pati-patian ini juga tidak hanya nasi. Masih ada beras merah, jagung, ubi, talas, singkong, kentang. Ganti-ganti saja setiap hari, dan jangan hanya terpaku pada nasi.

Selain itu, perlu juga disadari untuk tidak mudah termakan plesetan dari kata-kata sehat. Misalnya, ada jargon, makanan dikatakan sehat bila makanan tersebut tidak mengandung pewarna buatan, pengawet dan atau pewangi. Lalu, melihat ada cake yang tidak menggunakan bahan-bahan tersebut dengan serta merta merasa aman untuk dimakan. Padahal, kan tidak begitu.

Selain itu, tantangan lain untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang adalah alasan tidak punya waktu. “Aduh, sibuk banget, nggak sempat masak,” begitu kata Anda, sambil menggoreng lauk olahan. “Jujur saja, saya sering kesal kalau ada yang beralasan tidak sempat,” kata dr Yen.

Ia menjelaskan, seharusnya dengan kecanggihan teknologi saat ini akan memudahkan hidup kita. Misalnya, bila dulu harus menghabiskan berjam-jam untuk mencuci baju, sekarang tinggal memasukkan ke mesin cuci. “Artinya, waktu kita harusnya tersisa banyak ya. Karena itu, aneh sih kalau kita bilang tidak sempat masak dan menyiapkan makanan,” katanya. (f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?