Health & Diet
Di Balik Pedasnya Jahe

25 Jun 2014


Jahe merupakan tanaman jenis rumpun berbatang. Jahe tersebar di Asia Pasifik, dari India sampai Tiongkok. Oleh karena itu, kedua negara  inilah yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan obat-obatan tradisional.

Jahe termasuk tanaman Zingiberaceae, sebangsa dengan temulawak (Curcuma xanthorrizha), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga), dan lainnya. Jahe dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya. Pertama,  jahe kuning besar. Jahe ini juga disebut jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya besar dan gemuk, ruas rimpang lebih menggembung dibandingkan dengan kedua varietas lainnya.

Kedua, jahe kuning kecil, disebut juga jahe sentil atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak menggembung. Jahe ini bisa dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih tinggi daripada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas dan seratnya lebih tinggi.

Ketiga yaitu jahe merah. Jahe jenis ini rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe kuning kecil. Memiliki kandungan minyak atsiri paling tinggi dibandingkan jahe jenis lainnya, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

Kandungan:

Gingerol dan shogaol merupakan senyawa yang terkandung  dalam jahe. Senyawa tersebut memberikan aroma rempah manis yang tajam. Apabila dikeringkan, senyawa yang terkandung di dalamnya akan didominasi oleh shogaol, karakteristik aromanya jauh lebih tajam.

Manfaat:
Jahe bermanfaat untuk merangsang kelenjar pencernaan dan mengatasi gangguan pencernaan. Jahe  merah berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak atsiri.

“Gingerol berperan menurunkan kecepatan metabolisme dan memberikan efek penurunan suhu tubuh (menginduksi hipotermia). Zat tersebut beraktivitas sebagai  anti-inflamasi, antikanker (kolon, payudara), dan pelindung sel hati (hepato protector),” ujar
Prof. Dr. Nuri Andarwulan, ahli teknologi pangan Institut Pertanian Bogor.

DESIYUSMAN MENDROFA




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?