Celebrity
Titik Balik Acha Septriasa

11 Feb 2013

Bulan Desember lalu menjadi momen tak terlupakan bagi Acha Septiasa (23). Akhirnya, setelah 7 tahun malang-melintang di dunia perfilman, keseriusan dan kualitas aktingnya mendapat pengakuan. Ia menjadi Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2012. Itulah penghargaan tertinggi sepanjang kariernya dalam akting. Setidaknya, hingga saat ini.

Acha tak pernah bermimpi untuk bisa meraih Piala Citra. Nyatanya, akting gemilang di film Testpack, You’re My Baby berhasil mengantarkannya ke gerbang kemenangan. Ia berhasil menyisihkan Jajang C. Noer (Mata Tertutup),  Atiqah Hasiholan (HelloGoodbye), Annisa Hertami (Soegija), dan Geraldine Sianturi (Demi Ucok), yang juga menjadi nominator Pemeran Utama Wanita Terbaik.

“Saya benar-benar tak menyangka nama saya keluar sebagai pemenang aktris terbaik FFI. Bangga rasanya. Perjuangan panjang saya berakting di 11 film, akhirnya berbuah manis,” ungkap wanita kelahiran Jakarta, 1 September 1989, ini haru.

Karena itu, meski sedang sibuk syuting film terbarunya, Acha meminta izin kepada sutradara untuk terbang ke Yogyakarta, menghadiri perhelatan film akbar tersebut. “Lolos hingga tahap nominasi 5 besar saja saya sudah sangat bersyukur,” ujarnya.

Penghargaan itu bukan hanya menjadi puncak pencapaian karier sebagai aktris, penghargaan itu seperti menjadi titik baliknya. “Jika dulu saya sempat ragu memilih antara menyanyi atau berakting, penghargaan ini membuat saya makin yakin untuk fokus berakting saja,” ungkapnya. Mulai saat ini, Acha hanya mau bernyanyi untuk soundtrack film yang ia bintangi saja.

Berakting di film Testpack, You’re My Baby menempa kematangannya sebagai aktris. Perannya sebagai Tata, seorang istri yang depresi karena tak jua hamil setelah tujuh tahun berumah tangga, sempat membuatnya tidak percaya diri. “Saya dipaksa keluar dari zona nyaman. Ini peran pertama saya sebagai istri. Sangat berbeda dari peran-peran yang pernah saya mainkan. Butuh penghayatan ekstra agar bisa larut dalam kesedihan Tata,” ujarnya.

Sebelum syuting, selama sebulan sutradara Monty Tiwa melatih kepekaan acting Acha agar sesuai dengan karakter yang ia perankan. Beruntung, Monty membebaskan Acha untuk memilih lawan mainnya di film tersebut. “Saya pilih Reza Rahadian karena kebetulan kami pernah bermain di film yang sama sebelumnya. Jadi, saya tahu betul kualitas aktingnya,” ujar penggemar Natalie Portman ini.

Acha mengakui, berakting sebagai wanita dewasa usia 30-an memang tidak mudah. Apalagi, film ini mengangkat konflik internal dalam hubungan suami istri. Untungnya, ia dan Reza memiliki chemistry yang kuat. Hal itulah yang membuatnya nyaman berakting sebagai pasangan suami istri dengan Reza. Karena itu, Acha menganggap film ini sebagai proyek impian yang menjadi kenyataan. “Tak ada yang lebih luar biasa dari bekerja sama dengan sutradara hebat dan lawan main yang sempurna, untuk film dengan cerita yang tak biasa,” ungkapnya, bersyukur.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?