Celebrity
Seandainya Saya Kartini

21 Apr 2016


Foto: Dok. Femina Group, Dok Pribadi
 
Di hari istimewa bagi wanita Indonesia ini, femina bertanya kepada para wanita hebat ini, apa yang akan mereka lakukan seandainya mereka adalah Kartini. Begini jawaban mereka!

Gita Gutawa: Saya ingin menginspirasi dan mendorong banyak orang, terutama perempuan dan anak-anak, untuk selalu mempunyai mimpi, tidak membatasi diri, dan berpikir, serta berbuat lebih dari hanya sekedar "cukup".

Dian Sastro: “Dulu Kartini mendapat beasiswa ke Belanda yang akhirnya ia tawarkan ke Agus Salim. Andai saya Kartini, saya akan menerima beasiswa itu. Begitu balik ke Indonesia, saya akan tetap mendirikan sekolah-sekolah untuk wanita, semacam SMK yang memang dicita-citakan beliau.”

Anindya Kusuma Putri: “Seandainya jadi Kartini, saya ingin mengadakan pelajaran budi pekerti dan humanity, terutama untuk generasi muda sekarang yang akan meneruskan pemimpin Indonesia. Mereka perlu dipersiapkan sejak dini.”
 
Citra Kirana: “Jika saya menjadi Kartini, saya akan membantu wanita-wanita di pedalaman agar jadi lebih mandiri. Salah satunya, lewat pendidikan yang mumpuni. Orang daerah, kan, masih berpikir kalau tugas wanita adalah diam di rumah untuk mengurus suami. Padahal, masih banyak yang bisa dilakukan, yaitu bekerja, tanpa menelantarkan suami.”

Melanie Subono: Tidak usah pakai kata seandainya. Saya memang sudah jadi Kartini. Saya adalah Kartini, Anda adalah Kartini, semua wanita di luar sana adalah Kartini. Simpel. Tinggal lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan di sekitar kita, terutama bagi diri sendiri. Percuma bicara tentang Kartini, kalau kita masih tidak berani berbicara tentang hak dan kewajiban sendiri.
 
Olga Lydia: Saya melihat, di zaman sekarang, masih banyak diskriminasi dalam hal pendidikan, yang dialami kaum wanita. Dalam arti, masih ada, lho, para orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan untuk anak lelaki itu lebih penting, sehingga harus didahulukan. Saya berharap diskriminasi itu bisa hilang. Kalau saya Kartini, saya ingin bisa membantu pemberdayaan wanita. Sekolah itu tidak hanya untuk anak lelaki saja, tetapi juga untuk anak perempuan. Mereka harus mendapatkan kesempatan yang sama. Saya kagum dengan teman saya, Veronica Colondam yang mendirikan YCAB (Yayasan Cinta Anak Bangsa). Veronica memberikan pinjaman kepada kaum wanita, akan tetapi dia mensyaratkan, anak-anaknya harus sekolah. Saya setuju, sebuah keluarga akan kuat kalau wanitanya berdaya. (f)
 


Topic

#KartiniKini

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?