Celebrity
Meghan Markle, Feminis Hollywood yang Mampu Menaklukkan Pangeran Harry

17 Dec 2016


Foto: Image Collect

Meghan Markle (35), wanita kelahiran Hollywood, California, bukan orang baru di bidang akting. Ia telah memulai kariernya sejak tahun 2002, lewat kemunculannya sebagai figuran di beberapa serial televisi yang tayang di Amerika Serikat. Akan tetapi, perannya sebagai Rachel Zane, pengacara di sebuah law firm, di serial drama hukum Suits –yang kini memasuki musim tayang keenam--membuatnya cukup dikenal.
 
Berjiwa Aktivis
“Persentase wanita di parlemen secara global hanya meningkat sebesar 11% sejak tahun 1995. Hanya 11% selama 20 tahun? Ini harus diubah…!” demikian sepotong pidato yang disampaikan Meghan secara berapi-api dalam peringatan International Women’s Day di London, dalam inisiatif kampanye HeForShe untuk UN Women. Dalam kesempatan yang sama, aktris Emma Watson memberikan pidato tentang feminisme, yang menjadi headline di banyak media.

Meghan resmi ditunjuk sebagai duta UN Women untuk Kepemimpinan Wanita dan Partisipasi Politik. Atas perannya ini, ia harus sering bepergian, mewakili PBB, bertemu tokoh-tokoh penting dunia. Selain PBB, Meghan juga ditunjuk menjadi duta untuk World Vision Kanada, dan penasihat untuk organisasi One Young World, lembaga yang mewadahi kaum muda yang menjadi penggerak komunitas.

Meghan adalah sosok yang mampu membawa diri dengan baik di antara dua dunia yang digelutinya. Ketika ia harus mengunjungi kamp pengungsi Rwanda, ia adalah aktivis yang rendah hati dan bisa membaur dengan masyarakat lokal. Setelah itu, ketika harus menghadiri  karpet merah, ia menjelma menjadi bintang yang mengenakan gaun dan aksesori mewah dan mahal. Dari barak militer di Afghanistan, ke studio untuk pemotretan fashion, dari lokasi syuting, ke lokasi meeting di kantor pusat PBB, ia memang karakter yang penuh warna.
Jiwa aktivisme Meghan rupanya sudah tampak sejak ia masih berusia 11 tahun. Saat itu, ia geram dengan iklan sabun cuci di televisi, yang tagline-nya berbunyi, “Wanita di penjuru Amerika berjuang melawan minyak di panci dan wajan.” Gara-gara iklan itu, anak laki-laki di kelasnya berujar, “Peran wanita memang di dapur.”

Meghan yang tidak terima dengan ejekan teman-teman laki-lakinya, segera menulis surat protes, yang ia tujukan untuk pengacara feminis, Gloria Allred, pembawa acara berita anak di televisi, pabrik sabun cuci, dan Hillary Clinton (yang saat itu menjadi ibu negara). Dalam waktu beberapa bulan, produsen sabun cuci itu mengganti tagline-nya, menjadi: “Seluruh warga Amerika berjuang melawan minyak di panci dan wajan.”

Meghan yang berdarah etnis campuran --meski bukan dari keluarga yang berkelimpahan-- sejak kecil sudah terasah jiwa sosialnya. Tumbuh dalam didikan orang tuanya untuk banyak berbagi dengan sesama. Bagi-bagi daging kalkun saat Thanksgiving, mengunjungi panti asuhan, dan kegiatan amal lainnya sudah menjadi bagian dari kehidupan keluarganya. Ibunya, yang berkulit hitam, adalah seorang terapis, sedangkan ayahnya yang berkulit putih bekerja sebagai lighting director untuk serial televisi Hollywood. Karenanya, Meghan juga sudah tak asing dengan seluk-beluk dunia entertainment.
 
Penakluk Pangeran Harry
Dari semua pencapaiannya itu, harus diakui, nama Meghan baru ‘meledak’ akhir-akhir ini setelah media mengungkap identitas wanita yang telah menaklukkan hati sang pangeran muda Kerajaan Inggris berambut merah, Pangeran Harry.

Kabarnya, Meghan bahkan sudah dikenalkan dengan Pangeran Charles, ayah Harry, dan sepupunya, Putri Eugenie. Ia juga diajak Harry ke Kensington Palace untuk menemui Pangeran William dan Kate Middleton, dalam beberapa kali kunjungannya ke London. Harry bahkan juga beberapa kali terlihat di Toronto, Kanada, tempat Meghan syuting untuk serial Suits. 

Meghan bertemu dengan Harry yang usianya 3 tahun lebih muda darinya, di sebuah acara amal di Toronto, Mei 2016 lalu. Saat itu, Meghan masih berhubungan dengan kekasihnya, yang seorang chef asal Kanada, Cory Vitiello.

Harry gigih mendekati, sementara Meghan saat itu sedang mengalami masa-masa sulit dengan kekasihnya, hingga akhirnya Meghan putus dari Cory setelah dua tahun menjalin asmara. Hubungannya dengan Harry baru bocor ke publik pada  Oktober lalu, setelah keduanya terlihat bersama di sebuah pesta Halloween di Toronto.  

Di usianya yang ke-35, Meghan sebelumnya pernah menikah dengan seorang produser bernama Trevor Engelson pada tahun 2011, tapi pernikahannya hanya bertahan selama 2 tahun.
Mengenai hubungannya dengan Pangeran Harry, Meghan cukup berhati-hati untuk tidak mem-posting apa pun di media sosialnya tentang Harry. Ia juga tidak mencoba menutupi kehidupan pribadinya. Ketika ia menjadi sorotan publik, rekam jejak Meghan sebagai aktivis pun turut terbuka, membuatnya mudah menarik simpati publik untuk bersanding sebagai adik ipar Kate Middleton.

Meghan terbilang cukup aktif menuliskan kesehariannya di Twitter maupun Instagram (yang kini follower-nya berjumlah 1 jutaan). Foto-foto yang ia unggah seputar makanan menu vegan yang ia konsumsi, dua anjingnya dari hasil penyelamatan yang ia beri nama Bogart dan Guy yang selalu disertai pesan tagar #adoptdontshop, kecintaannya pada anggur, fashion, kecantikan, travel, aktivitasnya di PBB, maupun kebersamaan dengan teman-temannya yang rata-rata kalangan selebritas kenamaan.

Sebagai aktris, Meghan juga seorang blogger. Ia aktif menulis lewat blog pribadinya, TheTig.com, yang diambil dari nama wine Italia favoritnya, Tignanello. Dalam blog-nya, ia menulis tentang bagaimana menyeimbangkan akting dan aktivitas kemanusiaan, tip belanja di butik-butik New York, tip liburan dengan kesadaran lingkungan, juga soal resep biskuit. Meghan juga tidak segan untuk mengekspresikan opini politiknya.

Menepis tudingan bahwa Meghan memang mengincar ‘posisi’ sebagai princess dengan mengencani Harry, ia menulis di blog-nya, “I've never wanted to be a lady who lunches, I've always wanted to be a woman who works.” (f)

Baca juga:
5 Hal tentang Meghan Markle, Wanita yang Disebut-sebut sebagai Pacar Baru Pangeran Harry
Curahan Hati Pangeran Harry Tentang Pekerjaan dan Wanita
Ditanya Apakah sedang Hamil Anak Pangeran Harry, Ini Reaksi Ellie Goulding
 


Topic

#MeghanMarkle

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?