Celebrity
“Saya Hancur di Dalam”: Ini Curahan Hati Terakhir Jonghyun ‘SHINee’ Sebelum Bunuh Diri

19 Dec 2017



Foto: Twitter/@SMTOWNGLOBAL, @SHINee

Wafatnya anggota grup K-Pop SHINee, Jonghyun, menimbulkan duka mendalam. Bukan hanya anggota SHINee yang lain—yaitu Onew, Taemin, Minho, Key—keluarga, manajemennya SM Entertainment, para fans SHINee (Shawol), namun juga fans dan komunitas K-Pop pada umumnya. Pria bernama lengkap Kim Jonghyun ini ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri pada hari Senin (18/12), pukul 18.10 waktu Korea Selatan (KST), oleh polisi setempat pada sebuah apartemen sewaan (officetel) di daerah Cheongdam, Seoul. Dari english.yonhapnews.co.kr, Jonghyun tidak sadarkan diri karena menghirup asap karbonmonoksida yang berasal dari batu bara yang dibakarnya menggunakan sebuah wajan.

Pencarian polisi terhadap Jonghyun berawal dari laporan lewat telepon oleh kakak perempuan Jonghyun, Kim Sodam, tentang kemungkinan adiknya tersebut hendak bunuh diri, pada pukul 16.42 KST. Dugaan tersebut berasal dari pesan singkat yang diterima Sodam dari Jonghyun, yang berbunyi, “Terasa sangat sulit hingga sekarang. Biarkan saya pergi. Katakan pada saya bahwa saya melakukannya (hidup) dengan baik. Katakan (pada saya) bahwa saya telah berusaha keras. Inilah salam terakhir saya.”

Dikabarkan dari Soompi.com diperlukan waktu hampir dua jam untuk menemukan Jonghyun karena saat itu sedang tidak dirumahnya. Tempat Jonghyun ditemukan merupakan kamar sewaan yang sudah disewanya selama dua hari. Kematian Jonghyun awalnya hanya dikonfirmasi oleh Kepolisian Gangnam, yang menemukan dia masih memiliki kesadaran namun tidak mampu bertahan saat tiba di rumah sakit. Sedangkan pihak manajemen Jonghyun, SM Entertainment, belum mengonfirmasi hal tersebut.

Rupanya, pihak medis masih berusaha menyelamatkan Jonghyun. Hingga hampir dua jam setelahnya, sempat ada kabar Jonghyun masih mampu bertahan meski kritis. Namun, sekitar pukul 23.30 KST, SM Entertainment pun mengonfirmasi bahwa Jonghyun telah tiada. Kepolisian Gangnam pun sekali lagi menegaskan berita meninggalnya Jonghyun disebabkan bunuh diri berdasarkan barang bukti batu bara terbakar yang ditemukan.

Depresi pun dituding sebagai penyebab utama Jonghyun memutuskan bunuh diri. Hal ini makin diperkuat ketika sahabat Jonghyun, yang juga vokalis band Dear Cloud,  Jang Hee-yeon, mempublikasikan surat terakhir Jonghyun melalui akun Instagramnya, @run_withthewolf. Wanita dengan nama panggung Nine9 ini mengaku telah mendapat izin dari keluarga Jonghyun untuk mempublikasikan surat tersebut, disamping Jonghyun yang pernah memintanya untuk mempublikasikan hal tersebut jika suatu hari dia tidak ada di dunia lagi.

Berikut isi surat terakhir Jonghyun tersebut, terjemahan dilansir dari Soompi.com:

“Saya hancur di dalam.
Depresi yang perlahan menggerogoti akhirnya melahap saya.
Saya tidak bisa mengatasinya.
Saya membenci diri sendiri. Saya memutuskan untuk berpegang pada kenangan dan meneriaki diri sendiri untuk tetap sadar, tapi tidak ada jawaban.
Jika tidak ada cara untuk meringankan nafas yang mencekik, sebaiknya berhenti saja.
Saya bertanya siapa yang bisa bertanggung jawab untuk saya.
Hanya kamu.
Saya benar-benar sendirian.
Sangat mudah untuk mengatakan bahwa kamu akan mengakhiri banyak hal.
Sulit untuk benar-benar mengakhirinya.
Saya hidup dengan kesulitan ini sepanjang waktu.
Kamu mengatakan kepada saya bahwa saya ingin melarikan diri.
Betul. Saya ingin lari.
Dari saya.
Darimu.
Kamu bertanya siapa yang ada di sana. Saya bilang itu saya. Saya bilang itu saya lagi. Dan saya bilang itu saya lagi.
Saya bertanya mengapa saya terus melupakan kenangan saya. Kamu bilang itu karena kepribadian saya. saya melihat. Saya melihat bahwa segala sesuatunya adalah kesalahan saya pada akhirnya.
Saya berharap orang-orang akan memperhatikan tapi tidak ada yang tahu. Kamu tidak pernah bertemu saya jadi tentu saja kamu tidak akan tahu saya pernah ada di sana.
Kamu bertanya mengapa saya hidup? Semua orang hidup hanya karena memang sudah semestinya.
Jika kamu bertanya mengapa orang mati, mereka mungkin akan mengatakan karena mereka kelelahan.
Saya menderita dan tersiksa karenanya. Saya tidak pernah belajar bagaimana mengubah rasa sakit ini menjadi kebahagiaan.
Rasa sakit hanyalah rasa sakit.
Saya mencoba untuk melaluinya sendirinya.
Mengapa? Mengapa saya menahan diri untuk tidak mengakhirinya?
Saya diberitahu untuk mencari alasan mengapa hal itu menyakitkan.
Saya mengetahuinya dengan baik. Saya sakit karena saya. Itu semua salah saya, karena sudah terlahir seperti ini.
Dokter, apakah ini yang ingin kamu dengar?
Tidak, saya tidak melakukan kesalahan.
Ketika kamu memberi tahu saya dengan suara tenang bahwa itu karena kepribadian saya, saya pikir betapa mudahnya menjadi seorang dokter.
Ini sangat memesona sehingga sangat menyakitkan. Orang-orang mengalami kesulitan lebih dari saya tampaknya baik-baik saja. Orang yang lebih lemah dari saya tampak bisa baik-baik saja.. Tapi itu pasti tidak benar. Di antara orang-orang di dunia ini, tidak ada yang lebih sulit dari saya, dan tidak ada yang lebih lemah dari saya.
Tapi saya masih berusaha untuk hidup.
Ratusan kali saya bertanya pada diri sendiri mengapa harus melakukannya, dan itu bukan untuk saya. Itu untukmu.
Saya ingin melakukan sesuatu untuk diri saya.
Tolong berhenti mengatakan hal-hal yang tidak kamu mengerti.
Kamu memberitahu saya untuk mencari tahu mengapa saya mengalami masa-masa sulit. Sudah saya katakan beberapa kali mengapa. Apakah saya tidak diperbolehkan untuk menjadi sedih hanya untuk alasan-alasan tersebut? Apakah harus lebih spesifik dan dramatis? Apakah saya perlu memiliki alasan yang lebih baik?
Saya sudah katakan kepadamu. Apakah kamu bahkan mendengarkan? Hal yang bisa kamu atasi tidak akan menjadi luka.
Rasanya saya ada bukan untuk menghadapi dunia ini.
Rasanya saya ada bukan untuk menjalani kehidupan di mata publik.
Itu sebabnya sulit. Menghadapi dunia, dan berada di mata publik. Mengapa saya membuat keputusan itu? Itu konyol.
Hal yang hebat saya bisa sejauh ini.
Apa lagi yang bisa saya katakan. Katakan saja saya telah melakukannya dengan baik.
Katakan bahwa saya telah melakukannya dengan baik dan saya telah melalui banyak hal.
Bahkan jika kamu tidak bisa tersenyum saat melepas saya, jangan katakan itu salah saya.
Kamu melakukannya dengan baik.
Kamu benar-benar mengalami banyak hal.
Selamat tinggal.”

 


Dari surat tersebut, Jonghyun sudah menyadari depresi yang dialaminya, bahkan telah berkonsultasi dengan dokter. Namun segala usaha yang dilakukan tampak tidak berhasil mengatasi “sakit” yang dialami.
 
Berita kematian Jonghyun mengejutkan banyak pihak karena Jonghyun dikenal sebagai pria yang selalu bersemangat dan ceria saat menjalani aktivitasnya sebagai selebritas. Bahkan baru-baru ini, Jonghyun sukses melangsungkan konser solonya selama dua hari, serta dikabarkan sudah merampungkan album terbarunya. Jonghyun pun dijadwalkan akan kembali manggung bersama SHINee pada bulan Februari mendatang dalam sebuah konser di Jepang.
 

("Jonghyun. Yang mencintai musik lebih dari siapa pun, yang menikmati saat-saat berada di atas panggung,
seniman hebat yang berkomunikasi dengan penggemarnya melalui musik. Kami akan selalu mengenangmu
." SM Entertainment via @SMTOWNGlobal)
 
Upacara pemakaman Jonghyun akan dilangsungkan pada hari Kamis (21/12) dan tertutup untuk umum, hanya dihadiri keluarga serta teman-teman dan kerabat terdekatnya. Empat anggota SHINee yang lain, Onew, Key, Minho, dan Taemin akan berperan sebagai sang joo (chief mourners) sebab Jonghyun tidak memiliki kakak laki-laki.  Sedangkan para fans SHINee dan publik diberikan kesempatan menyampaikan duka cita pada sebuah ruangan di Ansan Medical Center, Seoul, yang khusus dipersiapkan untuk hal tersebut, pada tanggal 19 – 20 Desember 2012, dari pukul 12.00 – 20.00 KST.
 
Selamat jalan, Jonghyun, karya dan senyum manismu tidak akan terlupakan! Beristirahatlah dengan tenang di 'sana'.(f)
 
(Sumber: Soompi.com, English,yonhapnews.kr, naver.com)
 
Baca juga:


Topic

#KoreanCorner, #SHINee

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?