Celebrity
#MentalMerdeka: Tiru Cara Taylor Swift Survive dari Bullying

6 Oct 2016


Foto: ImageCollect

Bukan rahasia lagi bahwa Taylor Swift pernah mengalami masa suram ketika dia masih remaja. Berbeda dengan kehidupannya sekarang, Taylor yang dulu tidak termasuk ke dalam kelompok anak-anak keren. Dia bahkan di-bully! Namun pengalaman tidak menyenangkan itu bisa diubah Taylor dan membuat dia menjadi sukses seperti sekarang.
 
“SMP adalah masa yang cukup sulit buat saya. Karena saya dikucilkan oleh sekelompok perempuan populer di sekolah. Mereka menganggap saya tidak cukup keren atau cantik. Jadi mereka berhenti berbicara kepada saya,” curhat Taylor ketika diwawancara oleh Teen Vogue.
 
Bukan hanya dianggap tidak keren dan cantik. Selera Taylor terhadap musik country juga dinilai aneh oleh teman-temannya. “Mereka mengolok-olok saya karena selera musik saya,” tambah mantan pacar Tom Hiddleston ini.

Baca Juga: Ditanya tentang Taylor Swift, Tom Hiddleston Canggung
 
Bukannya menjauhi musik country yang membuatnya tidak punya teman, Taylor malah menjadikan musik sebagai pelariannya. Jadi ketika teman-teman Taylor asyik berpesta tanpa mengundang dirinya, Taylor membesarkan hatinya dengan musik. “Saya bilang sama diri saya sendiri, ‘nggak apa-apa, nanti saya bisa membuat lagu tentang hal ini’,” cerita Taylor ketika diwawancara Ellen DeGeneres di The Ellen DeGeneres Show.
 
Taylor mengaku hal tersebut tidak hanya dilakukannya saat dia masih sekolah saja. Sampai sekarang pun ketika Taylor mengalami masa-masa sulit, dia akan menuangkan perasaannya lewat lagu. Masih ingat dengan lirik lagu Shake It Off? “Cause the players gonna play, play, play, play, play. And the haters gonna hate, hate, hate, hate, hate. Baby, I'm just gonna shake, shake, shake, shake, shake. I shake it off, I shake it off” Lewat lagu tersebut Taylor jelas menunjukkan bahwa para pembencinya tidak akan bisa menjatuhkannya.
 
Terbukti sejak awal kemunculannya sampai saat ini, wanita kelahiran 13 Desember 1989 ini tidak henti-hentinya menuai prestasi. 10 Grammy Awards (penghargaan paling bergengsi untuk para musisi) sudah dikantonginya, termasuk kategori Best Country Album, Best Female Country Vocal Performance, Best Country Song, dan Best Country Solo Performance. Kalau dulu Taylor meninggalkan musik ini demi bisa diterima teman-temannya saat sekolah, mungkin dia tidak akan membawa pulang piala-piala tersebut.
 
Memiliki pengalaman sebagai orang yang selamat dari bully, Taylor pun berusaha mendorong para penggemarnya untuk tetap tegak dari hinaan atau kelakuan buruk orang-orang di sekitarnya. Taylor pernah memberi komen di foto seorang penggemarnya yang di-bully oleh teman-teman sekolahnya.
 
Taylor memberi komen yang sangat panjang. Namun ada tiga poin penting dari apa yang dia tulis, yaitu:
  1. Bullying tidak terbatas pada masa sekolah atau usia tertentu. Pem-bully senang menjatuhkan orang lain dengan alasan untuk hiburan, iri, mereka sendiri terluka, atau bahkan tidak punya alasan sama sekali.
  2. Orang yang menjadi target di-bully biasanya karena orang tersebut berani menjadi dirinya sendiri.
  3. Satu-satunya cara untuk bebas bully adalah dengan mengubah airmata menjadi prestasi.  
 
Anda setuju dengan Taylor? Share di kolom komentar, ya… (f)

Baca Juga: ​Masih Ingat Serangan Tweet Calvin Harris kepada Taylor Swift? Kini Dia Menyesalinya

 


Topic

#mentalmerdeka, #bullying

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?