Career
Rahasia Sukses, Berhenti Mengejar Hasil dan Fokus Pada Proses

9 Jul 2018


Foto: Pixabay
 
Sejak kecil, kebanyakan orang tua dan sekolah mengajari dan melatih anak menyusun target-target pencapaian. Ketika satu tujuan tercapai, Anda harus mengejar tujuan berikutnya. Begitu terus hingga energi Anda terkuras, dan pada akhirnya Anda justru merasa telah kehilangan tujuan hidup.
 
Penulis dan Profesor Hukum di Lewis & Clark Law School, Ozan Varol, pun pernah mengalami hal yang sama.
 
Ozan meninggalkan Turki untuk meneruskan pendidikan di salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat. Ia belajar hukum, berhasil menyelesaikannya dengan nilai di atas rata-rata. Bekerja sebagai panitera di Pengadilan Federal, bekerja di firma hukum terkemuka. Menjadi warga negara AS, mendapatkan jabatan akademik bergengsi di sekolah hukum dan menulis buku.
 
“Saya mencintai sebagian besar dari semua pencapaian target ini, tapi saya tidak menyukai lintasan perjalanannya. Saya seperti seorang pelari maraton yang tidak suka berlari, tapi mendambakan sensasi memabukkan saat mencapai garis finish,” ungkap mantan ilmuwan NASA yang menjadi profesor di bidang hukum itu.
 
Pembelajaran ini membuatnya menemukan formula baru menjalani hidup. Selama setahun terakhir, ia berusaha untuk tidak memakai pendekatan yang berfokus pada hasil. Sebaliknya, ia memutuskan untuk mengalihkan penekanan pada proses. 

Padahal di luar sana banyak orang percaya,  fokus pada target adalah cara untuk berhasil. Ini alasan mengapa Ozan berpendapat begitu:
 
# Fokus pada hasil membuat hidup Anda berantakan.

Benar apa yang dikatakan oleh CEO AngelList Naval Ravikant, bahwa “keinginan adalah sebuah kontrak yang Anda buat dengan diri sendiri untuk menjadi tidak bahagia sampai Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan.”
 
Namun, sensasi kesuksesan ini cepat menguap, dan sengatan dari kegagalan bertahan lama. Selama ini, kita dikondisikan untuk fokus pada kritik negatif, sehingga pendekatan yang berorientasi pada pencapaian akan membuat kita menyalahkan diri sendiri ketika kenyataan tidak berjalan sesuai harapan.
 
“Fokus pada hasil juga membuat aktivitas yang biasa kita lakukan dengan cinta berubah menjadi beban. Namun, ketika kita beralih ke pola pikir yang berfokus pada proses, kita akan mempersiapkan diri untuk mendapatkan nilai esensial dari aktivitas itu sendiri,” ungkap penulis The Democratic Coup d'État dalam tulisan opininya di theladders.com.
 

Naskah Hindu Bhagavad Gita mengatakan bahwa kita memiliki hak atas kerja kita, tapi bukan hasil kerja kita. Penghargaan atas kerja kita itu akan menjadi taburan gula di atas kue. Apabila tak ada penghargaan pun, Anda akan tetap menikmati perjalanan Anda!

 
# Pikiran yang fokus pada hasil = pikiran yang terburu-buru.

Fokus pada pencapaian akan membuat kita terbuai dengan khayalan ketenaran, karier yang sukses, atau memiliki pasangan yang kita idamkan. Pikiran ini mendorong kita untuk mencari jalan pintas, life hacks, dan nasihat-nasihat dari para motivator yang menjual khayalan.
 
Anda tidak akan menemukan keajaiban 'jalan pintas' itu dalam semua biografi orang-orang terkenal. Tidak ada kesuksesan dalam semalam. Tidak ada momen “a-ha!”. Fokus pada proses menjadi titik tolak dari perjalan kesuksesan mereka.
 
Para amatir berfokus pada pencapaian, dan mengharapkan hasil yang segera. Seorang profesional memainkan permainan panjang dan memprioritaskan proses. Mereka melatih diri, menyempurnakannya selama bertahun-tahun tanpa mengharapkan hasil yang instan.
 
Daripada menetapkan sasaran dan hanya memfokuskan diri padanya, tanyakan pada diri sendiri: apa proses yang bisa membawa Anda mencapai sasaran ini? Lalu alihkan obsesi Anda pada proses dan lupakan tujuan. Hasilnya akan mengejutkan Anda! (f)


Baca juga
6 Rahasia Sukses Berkarier yang Sering Terlupakan
3 Hal yang Halangi Wanita Raih Kesuksesan Karier
Nararya Soeprapto, Pria Adalah Sekutu Kesuksesan Wanita

 


Topic

#karier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?