Career
Pilih Mana: Disukai atau Disegani di Dunia Profesional?

19 Jul 2016


Foto: Fotosearch

Jika Anda boleh memilih, lebih baik disukai atau disegani oleh orang lain?

Dalam buku Nice Girls Don’t Get The Corner Office: Unconscious Mistakes Women Make That Sabotage Their Career (Lois P. Frankel, Phd, Business Plus, 2014), salah satu dari ratusan kesalahan umum wanita yang menghambat perkembangan kariernya adalah keinginan untuk disukai!
Kecerdasan emosi untuk menjadi seseorang yang menyenangkan (likeability quotient) merupakan faktor penting dalam kesuksesan karier Anda. Seseorang dipromosikan, direkrut dan dipecat berdasarkan sejauh mana mereka disukai oleh perusahaan. Tentu saja, tiap perusahaan menyukai sosok yang hangat, ramah, mudah bergaul dan bisa bekerja sama dengan orang lain.

Di Barat, ada tes sederhana, Beer Test, yang sering dilakukan oleh para profesional untuk menentukan apakah seseorang adalah orang yang menyenangkan atau tidak. Saat bertemu klien baru, mereka akan bertanya pada timnya, ‘Apakah kita mau pergi hang-out dan minum-minum bersama orang ini?’ Jika jawabannya tidak, maka sudah pasti urusan pekerjaan dengan si calon klien ini takkan berumur panjang.

Sayangnya, keinginan untuk menjadi sosok yang disukai kerap berubah jadi bumerang bagi para profesional muda. Gara-gara takut akan mengecewakan orang lain, mereka mengambil keputusan-keputusan yang sebagian justru merugikan diri sendiri. Lalu, bagaimana agar kita tetap bisa menjadi sosok yang disukai dan punya hubungan baik dengan kolega tanpa harus ‘makan hati’? (Baca juga: 7 Tip Bersaing Sehat dengan Si Anak Emas Atasan)

Berikut 5 saran dari Carol Frohlinger, JD, pakar negosiasi yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan profesional:
1/ Penting untuk memahami perbedaan antara disukai dan disegani. Jika Anda hanya peduli apakah Anda disukai atau tidak, Anda akan kehilangan kesempatan menerima respek dari orang lain. Sebaliknya, jika Anda hanya ingin mendapatkan respek, tapi tak peduli akan disukai atau tidak, Anda akan kehilangan dukungan dari orang-orang yang Anda butuhkan di lingkungan Anda. Tidak heran, orang-orang sukses di mana pun pasti memiliki keduanya, disukai sekaligus disegani.

2/ Mulailah membedakan mana hubungan transaksional dan hubungan personal. Dalam hubungan transaksional, Anda tidak perlu mencurahkan terlalu banyak energi dan emosi, termasuk Anda tak perlu merasa harus disukai ketimbang dalam hubungan personal. Pahami bahwa tidak semua relasi dalam keseharian kita setara. Misalnya, dengan klien bisnis, Anda melakukan relasi transaksional dan hanya berhubungan sesekali, sedangkan hubungan personal terus berlanjut. Yang sering terjadi, wanita memperlakukan tiap relasi dengan cara yang sama! Akhirnya, kita menghabiskan waktu dan energi, belum lagi emosi jika sedang merasa dimanfaatkan oleh kolega atau klien. Padahal, bisa jadi, itu hanya asumsi dan prasangka Anda.

Baca juga: 5 Sikap Ini Bisa Mengganggu Produktivitas Anda!

3/ Tanyakan pada diri sendiri, benarkah semua orang harus selalu bersikap manis seperti Anda? Itu mustahil! Ganti pemahaman,  “Tapi orang takkan suka saya jika…”  dengan “Orang akan kecewa dengan saya, tapi setidaknya saya bisa bertindak sesuai nilai-nilai yang saya yakini.”
 
4/ Pertanyaan untuk diri sendiri yang kedua adalah: Apa yang saya takutkan jika saya menjadi diri sendiri? Atau Apa yang diajarkan di masa kecil tentang pentingkah saya disukai? Anda akan terbantu menemukan tujuan mengapa Anda harus disukai dan bukan sekadar mendapatkan kepuasaan hati sesaat.

5/ Seimbangkan keinginan Anda untuk melayani orang lain dengan melayani kebutuhan diri sendiri. Oh, semua orang suka dilayani, tapi yang benar saja Anda ingin selalu melayani kolega yang menyebalkan di kantor? Saat ada kolega atau atasan yang marah karena Anda tidak mau membantu (baca: melayaninya), biasanya mereka marah karena memang tujuannya untuk membuat Anda menuruti keinginan mereka. Jangan terjebak.

Jujur saja, jauh di dalam diri kita pasti ada keinginan untuk menjadi seseorang yang disukai di lingkungan manapun, termasuk di dunia kerja. Itu manusiawi dan tidak salah sama sekali. Hanya saja, kendalikan keinginan itu agar jangan sampai mengalahkan rasio dan membuat kita terlibat kesulitan. Yuk, mulai dari sekarang! (f)


Topic

#PolitikKantor

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?