Career
Penting! Anda Tidak Berutang 6 Hal Ini pada Atasan dan Kantor

9 Aug 2016


Foto: Fotosearch

Selalu ada harga yang harus dibayar dalam pekerjaan. Begitu menyepakati kontrak kerja, dengan kata lain Anda berutang beberapa hal pada perusahaan, antara lain: fokus penuh dalam setiap tugas, dan hasil sesuai target. Sebaliknya, perusahaan juga berutang lingkungan kerja yang aman dan nyaman, detail tugas yang jelas, jaminan biaya perawatan kesehatan dan hari tua, dan lainnya.

Di era digital ini, begitu sulit memberi batasan waktu antara ranah profesional dan kehidupan pribadi. Tiba di rumah, masih ada gangguan dari notifikasi WhatsApp, e-mail yang tak berhenti dan menanti respons segera. Sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association mendapati separuh pekerja masih tetap mengecek e-mail sebelum dan setelah jam kerja berakhir, di akhir pekan, bahkan ketika sedang sakit! Itu belum seberapa, 44% sisanya mengecek e-mail pekerjaan saat sedang liburan. Waduh!

Inilah yang dikenal sebagai telepressure, tekanan untuk merespons e-mail atau pesan pekerjaan di luar jam kerja yang memperpanjang stres. Akibatnya, Anda tidak pernah benar-benar merasa santai dan lepas dari beban kerja. Mudah ditebak, efek stres bisa fatal dalam jangka panjang: meningkatkan risiko penyakit jantung, depresi, obesitas, dan mengurangi performa Anda dalam bekerja.

Sebetulnya, mampukah kita benar-benar memutuskan hubungan dengan dunia kerja setelah jam kerja? Bisa! Caranya, pahami bahwa Anda tidak berutang 6 hal ini pada atasan dan kantor Anda.

1/ Kesehatan
Banyak pekerja yang ‘tumbang’ lebih dulu karena stres, lalu baru menyadari buruknya rutinitas mereka. Sebelum terlambat, upayakan sebisa Anda untuk menjaga diri tetap sehat. Jalan-jalan di sekitar kantor di waktu makan siang, berusaha tidak bekerja di akhir pekan, menaati jadwal liburan yang sudah dibuat, serta olah raga singkat tapi rutin (jogging atau yoga) di waktu makan siang atau sepulang kerja. Mulailah susun rencana sehat Anda, dan patuhi. Sekali saja Anda melanggar dengan berbagai alasan, terutama soal pekerjaan, maka Anda sudah memberi celah stres menyelinap masuk.

Baca juga: Teknik BREADS untuk Mencapai Keseimbangan Hidup

2/ Hubungan dengan Keluarga
Akuilah, apakah Anda salah satu dari pekerja yang memandang pekerjaan sebagai cara untuk menyejahterakan keluarga, agar bisa membayar tabungan pendidikan anak, bisa membelikan mereka mainan terbaru? Anda tidak sendiri. Pikiran itu tidak salah, tetapi akan memudahkan Anda ‘menukar’ waktu bersama keluarga dengan pekerjaan.

Jika Anda masih mengutamakan pekerjaan ketimbang keluarga, mungkin ini bisa mengubah pikiran. Ingatlah, suatu hari nanti, di akhir hayat, bukan uang yang Anda hasilkan selama ini untuk pasangan dan anak-anak yang akan Anda hitung, tapi kenangan manis bersama mereka.

3/ Kewarasan
Nah, yang satu ini tidak bisa dimonitor oleh kantor, tapi Anda yang harus mendeteksinya. Setelah melewati sepekan yang produktif dan atasan Anda meminta lebih dengan memberikan tugas tambahan dan akan memakan waktu istirahat, beranikan diri untuk menolak. Pulanglah dan nikmati waktu luang Anda untuk melakukan hobi atau bersenang-senang bersama sahabat. Lembur itu sah-sah saja, tapi kemampuan untuk menolak permintaan atasan juga penting, terutama saat Anda butuh waktu istirahat dari pekerjaan.

4/ Profesi Sebagai Identitas
Kita mencurahkan sebagian besar waktu untuk profesi. Wajar bila pekerjaan menjadi identik dengan identitas diri. Tapi, itu akan membahayakan bila Anda membiarkan profesi melekat seutuhnya pada diri Anda. Bagaimana mendeteksinya? Coba renungkan sesaat, apa hal terpenting bagi Anda? Jika pekerjaan yang muncul, maka sudah waktunya Anda membangun kehidupan lain di luar pekerjaan. Mulailah habiskan waktu lebih banyak dengan keluarga, atau bergabung dengan komunitas hobi. Bayangkan jika terjadi sesuatu dengan pekerjaan Anda, dan Anda tak punya hal lain di luar itu. Siapkah Anda kehilangan 'diri' Anda?

5/ Jejaring
Sepanjang masa kerja, kita membangun dan mengelola jejaring dengan susah payah. Jejaring Anda merupakan hasil kerja keras Anda secara pribadi. Keputusan untuk membaginya atau tidak dengan perusahaan ada di tangan Anda.

Baca juga: 5 Kesalahan Umum Karyawan Saat Berhenti Kerja

6/ Integritas
Ada kalanya perusahaan membuat kebijakan baru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita, baik untuk alasan komersial maupun alasan finansial perusahaan. Mengorbankan integritas demi perusahaan hanya akan membuat Anda stres. Begitu Anda sudah tak sejalan dengan perusahaan, sebaiknya utarakan pada atasan. Jika atasan tidak sepakat dengan Anda, maka tak perlu berpikir dua kali untuk berpisah. (f)
 
Rahma Wulandari


Topic

#TipKarier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?