Career
Solusi Menghadapi 5 Karakter Sulit di Kantor untuk Para Manajer

24 Jul 2018


Foto: Pixabay
 
Diajak bicara saja susah, apalagi diajak kerja sama? Setiap pemimpin pasti pernah merasakan pusingnya menghadapi karyawan 'sulit'. Mulai dari yang bersikap apatis, sampai yang selalu ingin jadi nomor satu.

Belum habis urusan dengan satu orang, Anda masih harus memikirkan bagaimana caranya menggalang kerja tim yang solid untuk mencapai tujuan perusahaan.

Justru disinilah kompetensi Anda sebagai seorang manajer dipertaruhkan. Tak hanya piawai membereskan urusan manajerial, seorang pemimpin juga harus mampu mengatasi segala perbedaan karakter yang ada. Ini tentu bukan perkara mudah, apalagi bila Anda dihadapkan pada perilaku yang sudah kadung melekat pada diri bawahan.

Konsultan karier Windy Poerwono dari Orly Consulting membantu Anda mengenali tipe-tipe karyawan ’sulit’ dan solusi tepat menghadapinya.

TIRAN
Karyawan yang satu ini punya hobi 'menindas' rekan kerjanya. Selain gemar memanfaatkan posisi atau jabatan demi kepentingan pribadi, si tiran ini juga kerap melemparkan jatah pekerjaan kepada rekan sekerja mereka dengan semena-mena. Apalagi kalau si rekan kerja tersebut lebih junior daripadanya, dia akan makin leluasa dalam mengintimidasi.

Tak jarang, bentuk intimidasi ini disertai penetapan tenggat waktu yang terkesan seenaknya dan tidak masuk akal. Akibatnya si rekan kerja merasa kewalahan mengatur jadwal pengerjaan untuk proyek tambahan tersebut.

”Terserah bagaimana caramu, yang penting file itu harus sudah ada di meja saya dalam waktu satu jam,” demikian biasanya ucapan yang sering terlontar dari bibir si tiran.

SOLUSI: Senioritas dan kebiasaan mengalihkan tanggung jawab bukanlah budaya kerja yang patut dilestarikan. Apalagi, setiap orang sudah memiliki jatah tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Sebagai pemimpin, Anda harus jeli menandai orang-orang yang sering mengambil kesempatan dalam kesempitan ini. Tekankan bahwa dunia profesionalisme tidak memperhitungkan senioritas sebagai identitas yang menentukan strata seseorang dalam lingkungan pekerjaan. Dengan demikian, setiap pegawai, baik senior maupun junior memiliki hak yang sama dalam mengutarakan pendapat dan menyatakan sikap.

Terapkan budaya kerja yang berpanduan pada to-do list. Jadi, seseorang tidak bisa seenaknya saja melemparkan tanggung jawab atau mendelegasikan tugas, apabila kondisi memang tidak memungkinkan bagi si rekan kerja untuk mengerjakan permintaannya tersebut. Dan sebagai pemimpin, Anda juga punya kewajiban untuk memonitor beban kerja dari masing-masing anak buah, sehingga tidak 'kecolongan'.

Klik halaman berikut di bawah ini
 


Topic

#karier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?