Beauty Trend
Cerita Kalung

5 Nov 2012

Selain lekuk tubuh, pria juga bisa bertekuk lutut karena keindahan leher jenjang wanita. Tak heran sejak zaman dahulu, wanita berusaha menaruh batu berkilau yang berbaris di sekitar leher. Choker dari emas dan batu mulia warna-warni misalnya, ditemukan di Egypt jauh sebelum manusia mengenal kata mode dan gaya. Ini membuktikan bahwa perhiasan sudah diprcaya wanita menebar sihirnya melengkapi penampilan sejak zaman Cleopatra.

Coba lirik anggota kerajaan Eropa di abad ke-14. Emas dan bebatuan aneka warna dengan ukuran superbesar menjadi bahan dasar kalung pada saat itu. Pada busana, material ini dikenakan sebagai sentuhan akhir yang menegaskan detail extravaganza yang mereka pakai. Sementara, bagi kalangan umum, bentuk kalung yang digemari hanya berupa rantai tipis dengan bandul sederhana dari emas.

Perhatian wanita yang masih sebelah mata terhadap perhiasan, minimnya pilihan, dan popularitas desainer aksesori yang kebanting dibanding perancang busana, membuat fashion lebih cepat berevolusi pada masa itu. Desain kalung hanya seputar kalung simpel yang tetap berkesan elegan. Cukup lama memang sampai akhirnya di era ’70-an  generasi pemberontak menyumbangkan gaya dengan detail hippies-nya.

Pada masa ini, definisi gaya tercipta dari banyaknya aksesori yang ditambahkan. Desain dan material kalung menjadi lebih playful seperti kalung fringe berbahan kulit maupun untaian akrilik warna-warni. Namun ternyata, resesi dan datangnya era minimalis kembali lagi, tepatnya di akhir tahun ’90-an.

Hal ini menyebabkan eksplorasi menjadi terbatas pada desain solid dengan adaptasi bentuk geometris berpalet perak yang memang dipengaruhi juga oleh era milenium dan  futuristis. (f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?