Blog
Balada Drama Korea, Bikin Hati Melayang Sampai Baper Berjamaah

30 Apr 2016

Foto: KBS World

“Belum tidur juga?” ujar tante saya yang melihat saya masih anteng nongkrong di depan TV ketika dia terbangun menjelang Subuh. Saya pun hanya menjawab, ‘ho, oh,’ karena sedang asyik menonton drama Korea.
 
Yap, saya memang menggilai drama Korea. Jika sedang ada drama yang ditonton, saya akan menyempatkan diri melakukannya di beberapa kesempatan. Malam hari setelah bekerja—dengan modal kopi agar tidak ketiduran, pagi hari ketika berada di kereta atau Trans Jakarta, atau ‘menghajarnya’ di akhir pekan.
 
Perkenalan saya dengan drama Korea terjadi di tahun 2000, yang saat itu booming dengan Endless Love. Saya yang masih duduk di bangku SMA ‘sukses’ dibuat berurai air mata. Kisah cinta Song Seung-hun dan Song Hye-kyo, plus keberadaan Won Bin yang ganteng membuat saya ‘into’ terhadap drama tersebut.
 
Di zaman kuliah, saya dan geng (bukan geng Cinta, ya, he he he) sering nongkrong sore di rumah Indri, sahabat saya yang berlokasi dekat kampus, untuk menonton drama Korea. Mulai dari Stairways to Heaven (sukses mewek juga akibat Kwon Sang-woo dan Choi Ji-woo), Memories in Bali (Jo In-sung ganteng banget!), hingga Full House (duet Rain dan Song Hye-kyo kocak abis).
 
Tentunya, kebiasaan ini nggak berakhir begitu masuk kerja. Saat menonton You’re Beautiful yang dibintangi Jang Geun-suk, Park Shin-hye, dan Lee Hong-ki, saya memulainya di hari Sabtu sore. Di minggu tengah malam, sudah kepikiran untuk stop, maklum, Seninnya harus kerja. Tapi, godaan untuk melihat episode berikutnya begitu kuat. Hasilnya, saya menyerah dan bertekad untuk melanjutkan setidaknya satu episode!
 
Ternyata, saya lemah. Satu episode dilanjutkan hingga episode berikutnya, sampai saya memutuskan untuk tidak tidur daripada penasaran. Bisa ditebak, Senin saya pergi ke kantor dengan tubuh melayang akibat nggak sempat tidur! Namun, hati puas dan pikiran masih dipenuhi bayangan Jang Geun-suk, ha ha ha.
 
Apa yang membuat saya segitu sukanya dengan drama Korea? Pertama, karakter cowoknya, tuh, bisa dikemas sedemikian rupa sehingga membuat hati penonton berdebar-debar. Jadi, salah yang bilang drama Korea disukai karena kegantengan aktornya (ini nilai plus, sih!). Kalo bagi saya, karakter selalu yang utama, faktor penting yang membuat saya lanjut nonton atau tidak.
 
Misalnya, di drama Reply 1988, yang sempat hits sebelum Descendants of the Sun. Bagi orang yang nggak familiar dengan drama Korea, begitu pertama kali melihat sosok aktornya, Ryu Jun-yeol, pasti, deh, akan berkata, ‘jelek banget, nih, orang.’ Bahkan, eks bos yang juga penggemar K-drama berkata, ‘kalau semua cowok Korea seperti dia, mungkin saya nggak akan terjerumus Korean wave.’


Foto: Instagram @ryusdb
 
Namun dengan ‘keterbatasan’ fisiknya, Ryu Jun-yeol sukses membuat orang-orang baper berjamaah, termasuk saya, ha ha ha. Yah, lagi-lagi ini berkaitan dengan pembentukan karakternya di drama tersebut, Kim Jung-hwan, yang cool tapi super perhatian kepada cewek yang dicintainya, Sung Deuk-sun (Hye Ri).
 
Karakter cowok-cowok drama Korea digambarkan romantis, tapi melalui tindakan. Misalnya, Jung-hwan. Saat naik bus dengan Deuk-sun, dia diam-diam berdiri di belakang Deuk-sun agar si cewek tidak terdesak oleh penumpang lain. Saat itu, bus memang sedang penuh-penuhnya. Jadi dengan tubuhnya, Jung-hwan menahan ‘gempuran’ penumpang.
 
Di serial Shining Inheritance, Woo-hwan yang dibintangi Lee Seung-gi, pernah diam-diam meletakkan tangannya di atas kepala Eun-sung (Han Hyo-Joo) saat mereka masuk ke suatu gua. Tujuannya, agar Eun-sung tidak terkena tetesan air. Tindakan-tindakan ini mungkin terlihat simpel, tapi sukses membuat saya melayang, dibandingkan kata-kata manis.
 
Selain karakter cowoknya, plot cerita juga berpengaruh. Untuk series Reply (mulai dari Reply 1997, Reply 1994, dan Reply 1988), dibuat flashback antara momen sekarang dan dulu. Di Reply 1997, misalnya, digambarkan Shi Won (Jung Eun-ji) di tahun 2012 (drama ini tayang di tahun 2012) menceritakan reuninya dengan sahabat-sahabatnya. Di antara sahabat-sahabatnya ini, ada juga suaminya. Namun,  tidak dijelaskan siapa. Nah, untuk mencari tahu suaminya, dibuatlah flashback ke tahun 1997. Nantinya, penonton akan sering dibawa kembali ke tahun 2012, lalu balik lagi ke tahun 1997.
 
Saking penasarannya menebak siapa suami Shi-won, saya sampai lompat dari episode 8 ke episode 16, ha ha ha. Setelah tahu dan puas karena sesuai harapan, barulah saya lanjut ke episode 9 dan menyelesaikannya.
 
Tapi untuk Reply 1988 yang tayang tahun lalu, beda lagi. Salahnya, saya mulai menonton saat drama ini masih tayang di Korea. Jadi, saya nggak bisa nyontek endingnya duluan. Begitu selesai tayang di Korea, malam itu juga saya googling untuk mencari tahu siapa suami Deuk-sun. Begitu tahu hasilnya tidak sesuai harapan, ya ampun, rasanya seperti patah hati sampai bikin nggak bisa tidur! Saya menangis buat Jung-hwan (tokoh yang saya pikir akan menjadi suami Deuk-sun), dan ‘mengutuk’ sutradara yang membuat hasilnya seperti itu! Saking sakit hatinya, saya nggak menonton episode akhirnya, ha ha ha. Tapi, ternyata saya nggak sendiri. Saat melihat forum, hampir sebagian besar penonton patah hati seperti saya. Bahkan, saya dan teman sampai saling WA semalaman untuk membahas patah hati kami. Istilahnya ya itu tadi, baper berjamaah.
 
Descendants of the Sun (Dots), yang baru saja tayang dan dibintangi Song Joong-ki dan Song Hye-kyo, juga memiliki kisah nggak biasa. Di sinetron kita, mana ada yang menggambarkan kisah tentara dan dokter yang bertugas di negeri konflik. Nggak heran, deh, Dots, booming banget. Saya jadi bisa melihat sosok humanis dan romantisme tentara, yang kebetulan ganteng pula, ha ha ha.
 
Tahun ini, saya menantikan drama seri kolosal berjudul Scarlet Heart: Goryeo, yang dibintangi Lee Jun-ki, aktor favorit saya selain Kim Soo-hyun, Joo Won, dan Song Joong-ki (empat aktor ini nggak diragukan kemampuan aktingnya!). Tapi untuk sekarang, saya mau cooling down dulu pasca kehebohan Dots. Saatnya kembali ke dunia nyata, he he he.
 
 


Topic

#BlogEditor

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?