BizNews
Klinik yang Memahami Kebutuhan Lansia Makin Dibutuhkan

28 Dec 2017


Foto: Dok. Prodia

Semakin baiknya fasilitas kesehatan membuat angka harapan hidup ikut meningkat. Diperkirakan jumlah penduduk lansia (50 tahun ke atas) di Indonesia akan terus meningkat. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) mencatat, di tahun 2014 Indonesia memiliki populasi lansia sekitar 20 jiwa atau sekitar 8% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut diprediksi akan bertambah menjadi 40 juta jiwa di tahun 2030.

Namun, di balik usia yang semakin panjang, ada hal lain yang perlu diperhatikan. Pasalnya seiring bertambahnya usia, fisik pun sedikit banyak akan mengalami penurunan fungsi, termasuk otak, yang mengakibatkan risiko penyakit degeneratif pun meningkat.

Penurunan fungsi otak menjadi salah satu faktor penyebab penyakit demensia atau yang selama ini dikenal dengan sebutan ‘pikun’. Tak sekadar lupa meletakkan barang, demensia juga memengaruhi emosi, daya ingat, pengambilan keputusan, perilaku, dan aktivitas sehari-hari.

Sayangnya lansia di Indonesia cukup banyak yang menderita penyakit degeneratif ini. Berdasarkan informasi dari Alzheimer’s Disease International, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan demensia tertinggi di dunia dan Asia Tenggara.

Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 1,2 juta lansia dengan demensia di Indonesia. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan perkiraan peningkatan sebesar 13% pada tahun 2025 dan 25% pada tahun 2050.

Hal ini bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti tingginya angka polusi udara (termasuk paparan asap rokok), kurang aktivitas sosial, kurang asupan vitamin D, terganggunya fungsi pendengaran, kelebihan berat badan, kurang nutrisi, hipertensi, diabetes, anemia, dan kurangnya aktivitas gerak (atau tidur berlebih).

Demensia tidak bisa dianggap remeh dan menjadi penyakit ‘wajar’ yang dialami para lansia. Diketahui demensia menjadi penyebab kematian ke-4 setelah penyakit jantung, kanker, dan stroke. Padahal, dengan perawatan yang tepat, demensia sebetulnya bisa dicegah.

Menjawab kebutuhan ini, baru-baru ini, PT Prodia Widyahusada Tbk yang selama ini dikenal masyarakat dengan fasilitas layanan laboratorium klinik Prodia, meresmikan satu lagi klinik khususnya yaitu Prodia Senior Health Centre (PSHC). 

Klinik yang bertempat di Jalan Metro Pondok Indah TB-31, Jakarta Selatan, ini difungsikan sebagai pusat layanan kesehatan geriatrik. “Klinik ini dibangun sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah demensia dan bertujuan agar pelanggan usia lanjut bisa menikmati hidup yang berkualitas, selalu sehat, aktif dan mandiri,” ujar Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty.

Pelayanan yang diberikan PSHC antara lain pemeriksaan dokter, pemeriksaan fungsi kognitif, pemeriksaan laboratorium lengkap, EKG, rontgen, dan bone mineral density scan (untuk pencegahan osteoporosis). 

Selain itu ada layanan pendukung lainnya seperti fisioterapi dan rehabilitasi medik, vaksinasi, akupuntur, hingga penyuluhan kesehatan dan perilaku hidup sehat, serta deteksi dini kesehatan pelanggan usia lanjut. Selain di Jakarta, PSHC akan dibuka di kota-kota lainnya seperti  Medan, Semarang, Surabaya, dan Makassar. (f)
  
 Baca Juga:

Cara CERDIK Cegah Alzheimer
Hati-Hati! Penderita Hipertensi Juga Bisa Terkena Demensia Walau Tanpa Stroke
Ada 2.432 Puskesmas Ramah Lansia di Indonesia


Topic

#kliniklansia, #demensia, #penyakitdegeneratif

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?