Rakyat Bogor dan ‘turis’ Jakarta sekejap memenuhi kursi yang jumlahnya tak seberapa. Memesan dengan serta merta Ayam Goreng Bumbu Ketumbar dan pepes, dengan keakraban bagai meminta makan di rumah sendiri. Sebuah rak aneka lauk melengkapi makan gaya ramesan. Segenap tumisan sayur (jengkol, kangkung, kol, paria). Sudah lama femina tidak menikmati pemandangan jujur ini.
Keluarga pemilik, yang merupakan keturunan Cina Bogor, lincah menggoreng ayam di wajan besar. “Jenisnya ayam pejantan, perkawinan silang dari ayam negeri dan ayam kampung,” ujar sang pemilik. Senyumnya tidak pilih kasih terhadap pelanggan baru dan pelanggan lama, sama-sama lebar. Setiap pelanggan, juga ‘dihadiahi’ segunung kremesan dari sisa bumbu goreng di samping ayam goreng panasnya. Seperti ‘tanda tangan’ yang dicari-cari.
Lalap poh-pohan menyumbang rasa/aroma sitrus yang menyegarkan legitnya rasa daging ayam. Gurih ketumbar terungkep sukses hingga ke dalam suwiran ayam. Turun temurun pelanggan yang tumbuh bersama kesederhanaan ayam goreng Warung Doyong membuatnya sukar dilepaskan dari keseharian orang Bogor.
Selalu nikmat mengamati urang sunda menyantap pepes peda. Peda selalu tangkas dihabiskan, tiap dagingnya bersih ditandaskan. Disesap hingga ke tulang-tulangnya. Pepes peda (berbalut daun singkong-peredam rasa asin), pepes teri, pepes oncom, dan pepes tahu, diborong untuk take away. Terakhir, segarkan dahaga dengan segelas es jeruk. Jerukanya melimpah, hingga minuman berwarna oranye terang mirip sirop! (AN)
Lokasi: Jl. Pahlawan No. 143A, Bogor. Telp: (0251) 7123307. Jam buka: 06.00 – 16.00 WIB. Harga*): Rp2.000 – Rp12.000. Suasana: Warung sederhana dengan turn over pengunjung yang tinggi.
*) Harga dapat berubah sewaktu-waktu, cek sebelum bersantap