Health & Diet
Virus Corona, Mirip SARS

19 Feb 2014


Data terbaru yang diluncurkan WHO pertengahan bulan November kemarin menyatakan 3 orang menambah daftar korban dari corona virus. Salah seorang diantaranya adalah warga negara Oman berusia 75 tahun. Sepeti diberitakan ia jatuh sakit pada 1 Oktober 2013, dirawat di rumah sakit pada 12 Oktober 2012 dan setelah dirawat intensif ia meninggal pada 10 November 2013. Gejala yang terjadi padanya adalah gangguan pernapasan akut.

Penyebaran virus ini kini kembali memakan korban di Eropa. Seorang wanita terdeteksi terkena corona virus setelah kepulangannya dari Arab Saudi. Dengan adanya kasus ini, Spanyol menjadi negara Eropa ke 5 yang melaporkan kasus virus ini setelah Perancis, Jerman,Italia dan Inggris. Di eropa, kasus ini terjadi pada orang yang baru saja melakukan perjalanan dari Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah lainnya.

Tak lama sebelum korban-korban baru ini, bulan Agustus lalu, seorang perawat kebangsaan Filipina setelah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan Riyadh. Seperti dilaporkan, setibanya ia di Riyadh pertengahan Agustus lalu, ia mengeluh  demam, batuk, dan sesak napas. Tak berselang lama setelah dirinya dirawat intensif, perawat ini mengembuskan napas terakhir.

Di Arab Saudi kasus ini mencapai 130 yang terdiagnosis virus ini dan 55 di antaranya meninggal. Isu tentang virus ini berkembang sejak September 2012 ketika seorang pria berusia 49 tahun yang berasal dari Qatar dideteksi terjangkit virus semacam virus corona. Dokter yang memeriksanya menemukan adanya gejala infeksi saluran pernapasan akut pada pria itu.

Banyak isu merebak bahwa virus corona menyerupai virus yang menyebabkan SARS (severe acute respiratory syndrome). Seperti yang kita ketahui, tahun 2003 dunia digemparkan oleh munculnya virus SARS karena menewaskan hingga 800 orang. Selain itu, rasio jumlah korban terinfeksi dan meninggal yang cukup tinggi menandakan virus corona ini cukup mematikan, dan lebih mematikan dari SARS.

Menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, virus corona sebenarnya bukanlah virus baru. Virus ini sudah ada, hanya saja mengalami perubahan genetis sehingga menjadi seperti sekarang ini. Pemanasan global, perubahan cuaca dan udara di tempat merebaknya virus corona bisa jadi sebagai pencetus bertambah ganasnya virus ini.

“Cara penularannya sangat mudah. Misalnya, berada dekat dengan si penderita, sementara si penderita  bersin-bersin atau batuk, bahkan ngobrol dengan penderita,” jelas dr. Ari, yang juga Vice President Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Secara umum, virus corona ditularkan melalui batuk dan bersin atau common cold.

Pada September 2012, WHO mengeluarkan pernyataan bahwa virus ini tidak menular dan tidak ada yang serius sehubungan dengan munculnya virus ini. Namun, Mei 2013 WHO menyatakan, virus ini dapat menular antarmanusia. Tentu ini  makin membuat warga dunia khawatir dan menjadi waspada atas penyebaran virus ini, apalagi ditambah dengan hasil temuan beberapa ilmuwan yang memiliki bukti kuat jika virus ini tersebar diantara unta-unta di Timur Tengah.

AYU WIDYA S.





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?