- Kopi lanang (peaberry coffee): Kopi arabika berbiji 1 (tak berbelah). Memiliki aroma layaknya kopi pada umumnya, namun bercita rasa lebih full karena biji kopi yang seharusnya terbelah dua melebur menjadi satu. Proses ini hanya terjadi secara alami dan tidak dapat direkayasa. Dalam sekali panen, hasilnya sangat sedikit. Sebagai perbandingan, dari 50 kg biji kopi, setelah disortir hanya terdapat 800 g biji kopi lanang.
- Kopi luwak: Dicap sebagai kopi termahal di dunia. Banyak dijumpai di daerah Lampung dan Jawa. Prosesnya melibatkan luak (musang) yang mengonsumsi biji kopi matang pohon dan dikeluarkan bersama feses-nya. Kala dicerna itulah biji kopi yang terfermentasi dengan enzim di dalam tubuh musang memberi rasa yang lebih utuh. Karena permintaan yang sangat tinggi, saat ini kopi luak banyak yang dibudidayakan (penangkaran luak).
- Aging coffee: Jarang sekali ditemukan produsen yang mengolah kopinya dengan cara ini karena membutuhkan tempat yang luas dan perlu modal dalam jumlah besar. Biji kopi yang belum disangrai (green bean) memiliki masa dormansi (tidur) yang lama, sekitar 5 - 7 tahun. Setelah disimpan, barulah biji kopi diolah lebih lanjut. Tentu merupakan cara yang sangat tricky, karena kesalahan sedikit saja berpotensi menimbulkan jamur. (f)