Career
Tunjukkan Komitmen

22 Nov 2012


Kehamilan sering kali dianggap sebagai hambatan wanita dalam berkarier. Jika seorang wanita melamar sebuah pekerjaan dan perusahaan mengetahui wanita tersebut sedang hamil, kadang beberapa perusahaan akan berpikir bahwa menerima wanita tersebut adalah sebuah risiko. Sebab, wanita tersebut akan mengambil cuti hamil beberapa bulan atau akan meninggalkan pekerjaan setelah melahirkan. Belum lagi pemikiran bahwa ia akan disibukkan oleh anaknya di kemudian hari.

Namun, apa yang terjadi pada CEO Yahoo, Marissa Mayer (37), seperti mematahkan hal tersebut. Marissa yang sedang hamil enam bulan diangkat sebagai pemimpin Yahoo. Perusahaan yang berdiri sejak 17 tahun lalu ini tentu tidak asal memilih. Karena performa Yahoo terus menurun selama tiga tahun terakhir, mereka tentu harus menemukan seseorang yang dapat menyelamatkan Yahoo. Menurut Lily Surya, konsultan PT Egon Zehnder International, Marissa, hamil atau tidak, dianggap sebagai pilihan terbaik berkat performa kerjanya.

“Yahoo menerima Marissa lebih karena kompetensi, pengalaman, dan chemistry. Itulah yang biasa kami lihat sebagai headhunter dalam pencarian kandidat di level eksekutif,” jelas Lily. Apalagi, menurutnya, tidak mudah mencari orang lain seperti Marissa. “Kombinasi skill yang ia miliki jarang ditemukan. Orang teknik biasanya hanya fokus pada masalah teknik dan orang marketing tidak mengerti hal-hal teknik. Namun Marissa memahami keduanya. Orang seperti dia tidak banyak,” lanjut Lily.

Karena itu, tak heran jika Yahoo seperti mengabaikan status Marissa yang sedang hamil enam bulan saat pengangkatannya. “Yahoo berpikir jangka panjang, kehamilan tidak berlangsung selamanya. Apalagi Marissa mengatakan hanya akan mengambil cuti beberapa minggu,” kata Lily.
“Cuti hamil saya akan berlangsung selama beberapa minggu dan saya akan tetap berusaha bekerja sepanjang waktu itu,” ujar Marissa yang akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki pada 30 September 2012.

Menurut Lily, menunjukkan komitmen pada perusahaan bahwa kehamilan tidak akan mengubah profesionalitas dalam bekerja saat proses perekrutan sangat penting. Sebab, tak dapat dipungkiri, ada penilaian negatif dalam perspektif orang Indonesia bahwa biasanya, setelah hamil dan melahirkan, beberapa wanita memutuskan tidak kembali bekerja.
“Dengan menunjukkan komitmen pada perusahaan, misalnya mengatakan saya akan mengambil cuti tiga bulan tapi saya pasti akan tetap kembali bekerja, bisa membuat perusahaan tetap mempertimbangkan Anda. Apalagi, jika Anda memiliki kemampuan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan,” jelas Lily.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?