Beta male memang sering jadi pembicaraan para wanita di kantor. Siapa yang tidak suka pada pria yang penuh perhatian dan bisa diandalkan. Seperti saat ia dengan sukarela mengantarkan pulang Anda yang sedang sakit, di tengah hujan badai. So sweet...
Selain merasa tak perlu mengendalikan semuanya, pria ini senang jika bisa sendirian di mejanya, membaca, dan berpikir. Ia juga tak peduli kalau jadi bahan gosip. Tak apa, pria favorit memang harus punya waktu sendiri juga, ‘kan?
Menurut Henny Wirawan Psi, pria semacam ini memang butuh waktu sendiri untuk introspeksi. Dengan begitu, di hari-hari mendatang dia akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kemampuannya. Tentunya, untuk itu dibutuhkan keberanian menghadapi risiko. “Jika ia orang yang pandai, akan lebih menguntungkan baginya, karena untuk introspeksi diri dibutuhkan kemampuan berpikir yang mendalam dan keterbukaan hati mengubah diri bila diperlukan,” kata Henny.
Cara menghadapinya:
“Sebenarnya menghadapi orang semacam ini tidak sulit. Ia mempunyai kapasitas cukup untuk menghayati manusia dengan beragam aspek psikologis. Karena itu ia cukup terbuka mendengarkan prinsip dan pendapat yang berbeda,” kata Henny. Hanya, meski ia bisa berbesar hati, secara etis, tentu jangan memperlakukannya semena-mena. Karena, kesabaran dan kemampuan introspeksi orang pun ada batasnya.
Anda tak perlu khawatir jika ia jarang memuji Anda. Karena, sekali ia memuji, pasti dari dalam hati. Meski ia tak peduli dengan pujian, sedikit tindakan yang memberinya penghargaan, akan membuatnya senang. Misalnya memasakkan makanan kesukaan atau menghadiahi benda favoritnya.
Menurut urbandictionary, beta male adalah rekan kerja pendamping alpha male yang bisa diandalkan. Ia siap menggantikan atau mengambil alih tampuk pimpinan dan hasilnya bahkan bisa lebih baik. Pemimpin yang tepat di saat darurat atau ketika diperlukan. (f)