“Saya dan istri yang meracik dan memasak sendiri bumbu tauto, agar cita rasa Pekalongannya autentik. Bahkan, beberapa bumbu sengaja kami bawa dari kampung,”, ujar Lukman. Dinding kedai berhias foto-foto sekelas Bondan Winarno dan William Wongso, yang pernah berkunjung ke tempat ini, hingga artikel berupa liputan beberapa media yang sudah mampir.
Dari beberapa menu khas Pekalongan yang ditawarkan, jawara tentu saja tauto, soto berkuah merah menggoda yang khas dengan cita rasa taoconya. Daging kerbau yang tergantikan daging sapi, karena alasan kemudahan suplai, tak membuat rasanya meleset. Rasa taoco khas kota pesisir ini menyumbangkan semburat rasa manis yang gurih. Disantap panas dengan sepiring lontong, yang bukan orang Pekalongan pun pasti ketagihan!
Sepaket ramesan berisi balado telur, orek tempe, ikan asin dan lodeh bongkrek (disebut nasi megono) juga menjadi identitas kota batik tersebut. Komplet, meski dengan jumlah lauk yang serba sedikit. Mau coba yang lain? Nikmati mblekutak atau sotong yang dimasak bersama bumbu tinta pekatnya. Cocol dengan sambal terasi supaya makin mantap. Akhiri wisata Pekalongan ini dengan meneguk teh poci dan belanja batik produksi keluarga pemilik.
Lokasi: Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.3 Jakarta Selatan . Telp.: 021-8297772. Jam buka: 09.00-21.00 WIB. Harga*): Makanan: Rp 1.500 - 30.000. Suasana: Rumah makan pinggir jalan dengan suasana Pekalongan yang sangat kental.
Valentina Limbong