Sex & Relationship
Suami Tidak Mandiri

18 Apr 2012

Tanya: 

Saya (26) dan suami (28) baru dua tahun menikah. Suami anak tunggal dari keluarga berada, sedangkan saya dari keluarga sederhana yang dididik untuk selalu mandiri. Kami baru saja memiliki anak (3 bulan) dan berencana membeli rumah baru. Karena sayang, mertua membelikan kami rumah. Saya sempat tidak setuju dengan sikap suami yang selalu menerima pemberian orang tua tanpa usaha terlebih dulu. Sebelum itu, kehidupan rumah tangga kami, termasuk biaya pernikahan, hampir semua dibiayai orang tua suami. Kami sempat bertengkar. Saya khawatir suatu saat nanti suami akan terus-menerus  mengandalkan orang tuanya.

Christine - Medan 

Jawab: 

Anggapan Anda tepat bahwa suami Anda cenderung terbuai dengan kehidupan sebagai anak yang terus-menerus dibantu orang tuanya. Ia sulit mandiri. Padahal, kemandirian adalah bentuk kedewasaan. Sosok fisiknya boleh jadi dewasa, tetapi perkembangan psikologisnya belum mencapai kedewasaan.

Tetapi, bukankah Anda sudah mengenalnya selama ini? Dan Anda menerima dia dengan ketidakdewasaan tersebut, termasuk menerima biaya pernikahan dan rumah tanpa usaha terlebih dulu? Jika Anda keberatan, tentu Anda menangguhkan kelangsungan hubungan ini. Namun, pada kenyataannya, Anda juga mendukung adanya peluang tersebut. Jadi, sesungguhnya selama ini Anda pun berperan sebagai sosok  co-dependent (atau orang yang memberi kontribusi terhadap terjadinya kondisi tersebut).

Pertengkaran tidak akan memecahkan masalah, mencari solusi adalah jalan yang lebih baik. Alangkah baiknya jika suami belajar bekerja. Bukan mengembangkan usaha. Karena, jika membuat usaha sendiri, besar kemungkinan peran orang tuanya lagi yang menjadi andalan. Ia harus bekerja dan memperoleh penghasilan dari hasil jerih payahnya sendiri, sehingga ia juga belajar mandiri, tidak menggantungkan diri dari orang tua.

Jika ada sumbangan dana dari orang tua, sisihkan untuk tidak digunakan. Jadikan sebagai  simpanan, karena mungkin suatu saat orang tua juga akan membutuhkan. Gunakan penghasilan Anda berdua untuk memutar lintas keuangan keluarga. Anda juga harus bersiap diri hidup dengan berbagai kekurangan tanpa bantuan   orang tua atau mertua, betapapun sulitnya. Kadang-kadang, kedewasaan dan kematangan harus dicapai melalui perjalanan yang penuh tantangan, dan adakalanya tantangan cukup besar dan menyakitkan. Tetapi, deraan itu semualah yang membuat individu menjadi lebih kokoh dan lebih dewasa. 

Konsultan: Monty Satiadarma


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?