Sex & Relationship
Suami Sukses, Istri Senang atau Justru Sedih?

25 Nov 2011

Dra. Clara I. Kriswanto, MA, CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting memaparkan, sebelum memutuskan untuk menikah, setiap pasangan sebaiknya telah mendiskusikan visi perkawinan dan rumah tangga yang ingin dibangun, serta pembagian peran yang diinginkan. Dengan demikian, ketika suami mencapai kesuksesan dalam karier, masing-masing pihak sudah siap.

Kesuksesan karier suami biasanya diiringi dengan kesibukannya di luar rumah. Bagi para istri yang bekerja, hal ini menuntut adanya pembagian peran dan porsi yang jelas, karena masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin, ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan.  Misalnya, Anda bisa mengurangi dinas luar kota, atau membatasi jam lembur.

Bagi ibu rumah tangga, masalahnya lain lagi. Mereka  sering kali merasa tersaingi oleh pekerjaan suami. Perasaan ini biasanya muncul pada istri yang memandang pekerjaan mengurus rumah tangga sebagai beban. Akibatnya, akan muncul prasangka-prasangka yang keliru terhadap suami. Misalnya, merasa suami lebih suka di luar rumah, sementara ia terabaikan. Suami yang baik-baik saja pun bisa dicurigai lebih menyukai ‘rumput tetangga’ ketimbang rumput di rumahnya sendiri.

Asumsi dan perasaan negatif ini harus ditanggulangi dengan mengutarakan apa yang Anda rasakan kepada suami. Ingatkan dia bahwa pernikahan adalah hasil kerja sama tim. Suami sesekali tetap perlu berperan pada urusan domestik, terutama yang menyangkut masa depan keluarga. Buatlah beberapa  kesepakatan baru yang memuaskan kedua belah pihak.

Kesuksesan suami bukanlah sumber utama dari konflik yang dihadapi sang istri. Soalnya, sering kali penyebabnya adalah sifat si istri sendiri yang  enggan meluangkan waktu untuk meningkatkan kemampuan dan intelektualitasnya, dengan alasan terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah. Jika hal ini terus dibiarkan, karier suami makin tinggi, sementara si istri jalan di tempat, lalu frustrasi karena tak dapat mengejar.

Mungkin, kita pernah juga mendengar keluhan beberapa suami yang enggan mengajak istrinya menghadiri acara-acara resmi di kantor. Alasannya, khawatir istrinya tidak nyambung. Semua ini terjadi karena tidak ada usaha aktif dari istri untuk meningkatkan diri. Padahal, ada banyak cara yang dapat ditempuh, misalnya mengikuti kursus, banyak membaca, atau browsing di internet. Suami pasti akan senang melihat istrinya bisa mandiri dan berkarya dengan caranya sendiri

Masalah lain yang kerap dihadapi para istri bersuami sukses adalah sedikitnya waktu untuk menjaga kedekatan hubungan. Nah, kemajuan teknologi bisa kita manfaatkan sebagai solusi. Gunakan  e-mail, SMS, telepon, untuk senantiasa bicara dari hati ke hati. Selalu ingatkan suami bahwa pernikahan adalah hasil kerja sama tim.

Sebagai ibu, Anda juga bisa berbuat banyak untuk menjembatani komunikasi suami dengan anak. Cobalah ceritakan apa saja kesibukan sang ayah kepada si kecil sambil mendongeng. Jika suami sedang tidak terlalu sibuk, mintalah agar ia menelepon si kecil beberapa menit. Selain si kecil senang, ayahnya juga jadi lebih semangat bekerja. (f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?