Okane berdiri di sebuah jalan yang tak terlalu sibuk, di kawasan kota tua. Dinding dari bata ekspos dan penerangan redup menyumbang suasana modern pada Okane. Perbedaan mencolok dibanding bangunan tua di kota lumpia ini pada umumnya.
Tringga Dhanara, sang head chef, memiliki kelihaian tak umum, yakni mengolah steak dari dry aged beef. Proses dry aging adalah proses pelayuan daging sapi dengan memberi kesempatan enzim alaminya bekerja mengurai daging tanpa merusak struktur sel dalam daging. Tujuannya untuk meningkatkan kelembutan tekstur daging dan cita rasanya lebih intens.
Hiburan perut itu pun datang, Rib Eye Steak dengan proses dry aging selama 28 hari. Garam dan merica membumbui US beef ini secara minimalis. Herb butter perlahan lumer, menyelimuti steak seberat 200 gram tersebut. Hmm, muncul karakter dry aged beef, yakni lembut dan juicy. Steak ditemani sayuran tumis dan mashed potato bersiram saus yang teramat creamy!
Saat ini, Tringga juga tengah bereksperimen dengan alat pengasapan daging yang dirakitnya untuk Okane. Salmon diasapi selama tujuh jam, memberi aroma smokey yang merasuk hingga lapisan terdalam. Uniknya, kekenyalan salmon tetap terjaga. Salmon asap ini hadir pada hidangan pasta, di antaranya Pesto Pasta dalam takaran yang melimpah.
Okane bukan resto murah, namun publik Semarang yang terbiasa dengan makanan enak namun tak mahal, nyaris memadati resto berkapasitas 60 kursi itu. Demi seiris steak juara!
KIR
Alamat: Jl. Kawi No.25, Semarang. Telp: (024) 8312924. Jam buka: 11.00-23.00 WIB. Harga*): Rp28.000-Rp369.000 (belum termasuk pajak 15,5%). Suasana: Modern dengan aksen dinding bata ekspos dan kayu.
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu. Cek sebelum bersantap.