Sebetulnya, soto tangkar mirip soto Betawi. Perbedaannya terletak pada warna kuahnya. Kuah soto Betawi berwarna putih, sedangkan kuah soto tangkar kuning hampir merah. Isinya, ada daging sapi dengan lemak dan jeroan sapi. Sehari-harinya, demi menjaga kualitas, Pak Hasan kekeuh memasak soto dengan kayu, walau kini diakuinya makin susah untuk mendapatkan kayu yang sesuai. Memasak dengan memakai kayu diyakininya akan membuat kuah soto makin harum. Entah ada hubungannya atau tidak, yang pasti soto tangkar di tempat ini memang superenak. Apalagi setelah kuah santannya yang pekat dikucuri air jeruk limau, ditambah dengan sambal dan acar mentimun. Hmm....
Untuk teman makannya, tersedia seporsi satai sapi yang gendut-gendut. Dagingnya pun empuk. Saat menyentuh lidah, terdeteksi rasa dan aroma ketumbar yang samar-samar. Dibumbui dengan bumbu kacang plus cabai rawit hijau dan bawang merah. Sebagai pelega tenggorokan, pesan saja segelas es kelapa. Warung es kelapa ini terletak persis di hadapan warung soto ini. Jangan datang terlalu sore karena, jika sedang ramai, tanpa menunggu waktu tutup pun, soto tangkar sudah ludes diserbu pembeli. (HP)
Lokasi: Jl. Tanah Tinggi III No.54, Johar Baru, Senen, Jakarta Pusat. Telp: 085719086801. Jam buka: 10.00 – 17.00 WIB (hari Jumat tutup). Harga: Rp20.000 (soto), Rp2.500 (1 tusuk satai), Minuman: Rp1.000 – Rp7.000. Suasana: Warung makan sederhana, tapi ramai.
Foto: HP