Food Review
Soto Tangkar Legendaris

2 Dec 2011

Di spanduk yang digantungkan di muka warung tertulis: "Soto Tangkar dan Sate Sapi". Kainnya memang sudah agak lusuh. Tapi, tunggu dulu, siapa tak kenal pada soto tangkar Tanah Tinggi ini. Menurut Pak Hasan, pengelola tempat ini, soto tangkar Tanah Tinggi sudah ada setahun setelah republik ini diresmikan, yaitu  tahun 1946. Yang memulai adalah H. Ikhsan. Kini, setelah 65 tahun, soto tangkar tetap punya banyak penggemar. Cita rasanya yang konstan dengan bumbu yang tak pelit memang ngangenin siapa saja yang pernah mencicipinya.

Sebetulnya, soto tangkar mirip soto Betawi. Perbedaannya terletak pada warna kuahnya. Kuah soto Betawi berwarna putih, sedangkan kuah soto tangkar kuning hampir merah. Isinya, ada daging sapi dengan lemak dan jeroan sapi. Sehari-harinya, demi menjaga kualitas, Pak Hasan kekeuh memasak soto dengan kayu, walau kini diakuinya makin susah untuk mendapatkan kayu yang sesuai. Memasak dengan memakai kayu diyakininya akan membuat kuah soto makin harum. Entah ada hubungannya atau tidak, yang pasti soto tangkar di tempat ini memang superenak. Apalagi setelah kuah santannya yang pekat dikucuri  air  jeruk limau, ditambah dengan sambal dan acar mentimun. Hmm....

Untuk teman makannya, tersedia seporsi satai sapi yang gendut-gendut. Dagingnya pun empuk. Saat menyentuh lidah, terdeteksi rasa dan aroma ketumbar yang samar-samar. Dibumbui dengan bumbu kacang plus cabai rawit hijau dan bawang merah. Sebagai pelega tenggorokan, pesan saja segelas es kelapa. Warung es kelapa ini terletak persis di hadapan warung soto ini. Jangan datang terlalu sore  karena, jika sedang ramai, tanpa menunggu waktu tutup pun, soto tangkar sudah ludes diserbu pembeli. (HP)

Lokasi: Jl. Tanah Tinggi III No.54, Johar Baru, Senen, Jakarta Pusat. Telp: 085719086801. Jam buka: 10.00 – 17.00 WIB (hari Jumat tutup). Harga: Rp20.000 (soto), Rp2.500 (1 tusuk satai), Minuman: Rp1.000 – Rp7.000. Suasana: Warung makan sederhana, tapi ramai.

Foto: HP




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?