Tahun 2009 adalah tahun pertamanya menginjakkan kaki di industri rekaman dan melahirkan album Filosophie, meski namanya saat itu masih dikaitkan dengan sang suami, Pongki Barata (33). Tahun ini, wanita yang baru saja menerima penghargaan dari Kaskus Movie Award sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di film Aku atau Dia ini meluncurkan album kedua bertajuk Sophie. Ia membawakan 8 lagu ciptaannya sendiri. Sejak kapan tertarik pada musik?
Sejak lama saya ingin membuat album. Ini berawal dari masa kecil. Ayah saya rocker di daerah, Ibu pengajar koor anak-anak di gereja, sementara saya dan adik-adik biasa menyanyi di gereja. Musik adalah kegiatan kami sehari-hari. Kami bahkan membentuk band keluarga, mirip-mirip Jackson 5.
Menyanyi itu, sulit tidak, sih?
Selama ada nada di kepala, saya bisa menyanyi dan bersenandung. Kalau adik saya, Lea Simandjuntak, menyanyi bagaikan bernapas, buat saya, menyanyi seperti kata ‘kerja’, butuh usaha untuk bisa dinikmati orang lain. Tapi, tidak sulit.
Jadi, album kedua ini dibuat sendiri?
Saya memang mengoleksi lagu. Kapan saja saya dapat inspirasi, langsung saya rekam nada tersebut ke dalam handphone. Sampai di rumah, saya pindahkan ke keyboard. Banyaknya koleksi lagu itulah, yang membuat pengerjaan album ini selesai dalam 3 bulan saja. Semua lagu saya ciptakan sendiri, dan melibatkan beberapa musikus, di antaranya Baim, Tyo Adrian, Tommy Widodo, dan Pongki. Tapi, dia hadir hanya sebagai ‘polisi’, mengontrol, membantu supervisi, tanpa ikut campur. Dia ingin album Sophie tidak berbau Pongki.
Tak takut dibilang aji mumpung?
Jelas tidak. Bagi saya, terjun menjadi penyanyi butuh fasilitas yang mendukung serta adanya market. Jika tidak ada, sama saja dengan nekat.
Apa kekuatan Anda sebagai penyanyi?
Saya adalah presenter yang bisa menyanyi dan menciptakan lagu sendiri. Itulah kekuatan saya.
Afra Arumdati
